Insiden Maut Plafon Ambruk, Kepala Sekolah Minta Maaf dan Berikan Santunan

Kepala Sekolah Minta Maaf dan Berikan Santunan
Kepala Sekolah Minta Maaf dan Berikan Santunan (Foto : antvklik-Lucas Didit)

Antv – Indah Suryani, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah, Bogor, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, meminta maaf atas kejadian atap ruang kelas yang runtuh pada Selasa (8/11/2022) lalu. 

Indah menyatakan permintaan maaf atas kejadian yang membuat proses belajar mengajar di lingkungan sekolah menjadi terganggu.

"Kami mohon maaf atas kejadian kemarin, sehingga proses belajar mengajar di sekolah menjadi terganggu," kata Indah, Jumat (11/11/2022).

Saat ini, lanjut Indah, pihaknya sedang fokus pada penanganan psikis siswa, wali murid,dan guru-guru yang mengalami trauma paska kejadian. 

"Ini menjadi bentuk pertanggungjawaban saya sebagai kepala sekolah," lanjut Indah.

Terkait trauma yang dialami oleh para korban, Indah menyatakan bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah penanganan, diantaranya pihaknya bersama yayasan sudah mendatangi para korban ke rumahnya masing-masing.

Untuk penanganan trauma healing bagi para murid, Indah menyebut akan mulai dilakukan pada Senin (14/11/2022) mendatang. 

"Untuk saat ini, pembelajaran masih dilakukan secara daring. Kami juga memutuskan untuk memindahkan lokasi pembelajaran sementara waktu, karena lingkungan sekolah masih digunakan untuk penyelidikan," jelas Indah.

Terkait santunan yang diberikan kepada para korban, Indah menyebut bahwa santunan telah diberikan oleh Kementrian Sosial RI. 

"Untuk 11 siswa yang luka ringan masing-masing mendapat Rp2,5 juta, sementara untuk siswa yang meninggal mendapat santunan sebesar Rp15 juta," jelasnya lagi.

Selain itu, Yayasan Pendidikan Muhammadiyah juga memberikan jaminan pendidikan untuk dua adik Fauzi Aditama (murid yang meninggal). 

"Yayasan memberikan kesempatan untuk adik-adik Fauzi Ajitama untuk bisa sekolah gratis di Yayasan Pendidikan Muhammadiyah gratis sampai SMA," ujarnya. 

Sementara itu, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas yang pada Jumat (11/11/2022) mengunjungi lokasi sekolah menyatakan, program trauma healing bagi para korban harus menjadi prioritas. Trauma healing ini juga perlu diberikan pada seluruh tenaga pendidik hingga wali pelajar.

"Trauma healing harus segera dilakukan, baik untuk korban, siswa, wali murid hingga para guru. Ini sangat penting agar semua bisa kembali normal," kata GKR Hemas.

Hemas menambahkan, tragedi atap ruang kelas ini agar jadi pembelajaran bagi seluruh sekolah, agar memperhatikan kondisi bangunan serta meningkatkan kewaspadaan.

"Jangan sampai kejadian ini kembali terulang," pungkasnya.