Tahun ini, Perpustakaan Nasional mengusung tagline “Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional”. Kepala Perpustakaan Nasional menekankan pada masa kini, paradigma perpustakaan berubah yakni fokus pada
transfer of knowledge dengan prinsip perpustakaan menjangkau masyarakat.
Dalam pengembangan dan pembinaan kegemaran membaca, perpustakaan menjalankan program terkait pengembangan budaya literasi, salah satunya inovasi layanan Perpustakaan Nasional melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dalam mendidik pelaku kewirausahaan bagi masyarakat termarjinalkan.
Saat ini, Perpustakaan Nasional sedang menyusun konten terapan potensi lokal seluruh kabupaten/kota di Indonesia sebagai referensi dan tutorial bagi masyarakat. Rencananya, konten potensi lokal akan disajikan secara digital sehingga mudah diakses masyarakat dan diluncurkan pada awal Januari 2023.
Secara umum, literasi bermakna bentuk kedalaman pengetahuan seseorang pada ilmu pengetahuan tertentu yang diperoleh dari kegiatan membaca yang kemudian ditransformasikan dalam kegiatan produktif yang memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan kesejahteraan.
Kepala Perpustakaan Nasional menjelaskan telah merumuskan lima tingkatan literasi. Pada tingkatan pertama, literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, berhitung, dan pembentukan karakter. Tingkatan kedua, literasi adalah kemampuan mengakses bahan bacaan terjangkau yang akurat, terkini, terlengkap, dan terpercaya.
Pada tingkatan ketiga, literasi adalah kemampuan memahami yang tersirat dan tersurat. Pada tingkatan keempat, literasi adalah kemampuan melakukan inovasi dan kreativitas sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi informasi.