Warga dan Petugas Banyuwangi Lakukan Pembersihan Pasca Banjir dan Longsor

Banjir di Banyuwangi Jawa Timur.
Banjir di Banyuwangi Jawa Timur. (Foto : Istimewa)

AntvBanjir yang menimpa wilayah Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, telah surut pada Jumat lalu (4/11/2022). Petugas BPBD setempat melaporkan air surut pada pukul 16.00 WIB.

Setelah tidak ada genangan, masyarakat melakukan pembersihan material sampah. Para warga di dua desa terdampak membersihkan sampah yang terbawa saat banjir terjadi pada Kamis malam (3/11/2022), sekitar pukul 21.00 WIB.

Dua desa yang berada di dua kecamatan yaitu Desa Sarongan di Kecamatan Pesanggaran dan Desa Kalibaru Wetan di Kalibaru. Masyarakat dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri dan organisasi perangkat daerah terkait lain dalam pembersihan sampah banjir maupun material longsor.

Material longsor yang menimbun beberapa titik jalan telah selesai dibersihkan oleh petugas gabungan. Pemerintah daerah diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bencana akibat cuaca ekstrem pada musim hujan ini.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta pemerintah daerah untuk memastikan kesiapan peralatan, perangkat maupun personel.

“Pemerintah daerah setempat perlu membekali seluruh personel dengan pelatihan dan pendidikan khusus kebencanaan,” ujar Kepala BNPB dalam rapat koordinasi, Kamis (3/11/2022).

Pelatihan dan pendidikan kebencanaan ini untuk meningkatkan kemampuan dalam mencegah, memitigasi dan merespons ancaman bahaya. Sedangkan peralatan dan perlengkapan dalam penanggulangan bencana, Suharyanto mengatakan, ini menjadi bagian dari indikator kesiapan dan kekuatan setiap daerah dalam penanggulangan bencana.

“Siapkan peralatannya, jika masih kekurangan bisa mengajukan secara terbatas kepada BNPB,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala BNPB mencontohkan perlunya pemantauan pada lereng tebing yang berpotensi terjadi longsor dan berdampak pada pemukiman maupun akses jalan. Pemantauan ini harus dilakukan secara rutin sebagai upaya pencegahan maupun mitigasi bencana.

Monitoring dapat menyasar pada kondisi struktur tanah dan kondisi sepanjang daerah aliran sungai. Menurutnya, kondisi dan tata kelola lingkungan yang tidak baik dapat meningkatkan kerentanan suatu wilayah dari ancaman bencana.

“Patroli! Kalau ada selokan mampet, lihat lereng-lereng apabila ada pohon tumbang,” ujar Suharyanto.

Ia juga meminta unsur forkopimda lain untuk melalukan sinergi dan kolaborasi sehingga pencegahan dan penanganan darurat dapat berjalan optimal. Sementara itu, bencana banjir di Kabupaten Banyuwangi terjadi setelah hujan intensitas hingga mengakibatkan debit air Sungai Iyas meluap.

Di samping itu, kondisi struktur tanah labil yang diguyur hujan berujung terjadinya longsoran. BPBD Kabupaten Banyuwangi melaporkan bencana banjir dan longsor berdampak pada 363 KK.

Namun demikian peristiwa ini tidak menyebabkan adanya pengungsian warga. Data kerugian di sektor pemukiman mencakup rumah terdampak 87 unit, rumah hanyut 50, rumah rusak sedang 21, rumah rusak ringan 16. Sedangkan pada fasilitas umum, BPBD mencatat jembatan putus 9 unit, jaringan air bersih rusak 4 saluran, jalan rusak sepanjang 75 meter, serta terputusnya akses jalan di tingkat dusun.

Berdasarkan prakiraan cuaca hari ini hingga Minggu (6/11/2022), dua kecamatan terdampak masih berpotensi hujan ringan. Kedua wilayah ini, ditinjau dari kajian inaRISK, memiliki potensi bahaya banjir dan longsor dengan kategori sedang hingga tinggi.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi bahaya hidrometeorologi basah, khususnya di musim hujan.

Berbagai upaya kesiapsiagaan dapat dilakukan, di antaranya apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di lereng tebing segera mengungsi ke tempat yang lebih aman sementara waktu.