Katiman pada kesempatan tersebut juga menyinggung maraknya konten-konten negatif seperti kekerasan atas nama agama maupun radikalisme, hoaks, ujaran kebencian yang terjadi baik di dunia nyata maupun maya.
“Di sini perlu upaya kolaborasi yang strategis. PAKIN dapat mendukung dengan aksi – aksi nyata berkontribusi membangun mental positif di lingkungan di dunia nyata dan maya, Merubah konstruksi berpikir supaya kita lebih beradab, salah satunya sediakan platform yang namanya gotong royong ilmu sehingga ada data valid yang dicari. Ini tantangan berat bagaimana kontribusi PAKIN agar masyarakat kita lebih santun di dunia nyata maupun di dunia Maya,” jelas Katiman.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum MATAKIN Xs. Budi S Tanuwibowo juga berpesan agar pemuda yang tergabung dalam PAKIN bisa memanfaatkan bonus demografi.
“Tantangan itu harus dijawab oleh PAKIN dengan aksi nyata yang lebih luas, punya inisiatif untuk bekerja, tidak hanya mampu berwacana dan sekedar beretorika, tapi mampu bekerja. Mampu berpikir, berkonsep dan berbuat, sehingga lengkap. Praktek butuh latihan dan butuh bekerja,” terang Budi S Tanuwibowo.
Pada prosesi pembukaan Kongres Nasional II PAKIN juga dilangsungkan pembacaan teks Sumpah Pemuda oleh seluruh hadirin dan peluncuran logo branding MATAKIN yang dimeriahkan dengan atraksi barongsai.