Optimisme ini menjadi inspirasi bagi civitas akademika untuk melakukan pendampingan para penyandang disabilitas.
Pada kesempatan ini, Mensos membagi pengalamannya dalam memberikan dukungan dan penguatan terhadap penyandang disabilitas.
Mulai dari memenuhi kebutuhan alat bantu dengan sentuhan inovasi berupa kursi roda elektrik, kursi koda cerebral palsy, tongkat adaptif bagi disabilitas netra dan motor roda tiga untuk usaha.
Dalam pengembangan karya inovatif tersebut, Kemensos selalu melibatkan peran penyandang.
"Hal ini sejalan dengan amanat Undang-undang No. 8 Tahun 2016 bahwa penyandang disabilitas memiliki hak pekerjaan dan kewirausahaan. Bekerja di pemerintahan maupun swasta," kata Mensos.
Di hadapan jajaran pimpinan dan civitas akademika UKDC, Mensos juga mengungkapkan pengalamannya menyaksikan penyandang disabilitas yang piawai membatik dengan kaki.
Tatkala dilelang, batik tersebut laku dengan harga fantastis, mencapai dua digit.