Antv –Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Jumat (28/10/2022) sore.
Kunjungan kerja kali ini bertujuan untuk melakukan edukasi dan mitigasi bencana dengan kearifan lokal kepada masyarakat Sumbawa dan meninjau perkembangan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Suharyanto yang juga menjabat Ketua Satgas PMK Nasional mengatakan, vaksinasi merupakan cara untuk menekan penyebaran PMK bagi ternak.
"Yang sehat divaksin semua dan lakukan terus," ujar Suharyanto saat tiba di Sumbawa.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan apresiasi terhadap wilayah-wilayah di Sumbawa yang tidak memiliki kasus aktif.
"Wilayah yang kosong kasus aktifnya agar dijaga betul, jangan ada penularan lagi," tutur Suharyanto.
Hewan ternak dari wilayah yang alami zero case dapat dimobilisasi ke wilayah lainnya, namun langsung menuju tempat pemotongan.
"Ternak tersebut boleh dibawa antar kecamatan maupun ke pulau Lombok dan Bali, namun langsung ditujukan ke rumah pemotongan hewan," pungkasnya.
Penanganan PMK di Sulawesi Barat
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional mewanti-wanti Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat agar tidak lengah dengan penyakit mulut dan kuku yang masih melanda beberapa wilayah di Tanah Air.
Dalam Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (28/10/2022), Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Koordinator Kesekretariatan Satgas Penanganan PMK Nasional, Lilik Kurniawan mengatakan bahwa meski wilayah Provinsi Sulawesi Barat saat ini tidak ada laporan kasus aktif atau zero reported case, namun bukan berarti kemudian aman dari ancaman.
Lilik mengatakan, potensi penularan masih bisa terjadi dari wilayah lain dan penyebarannya sangat cepat.
“Walaupun kita sudah bebas, sudah zero reported case, tidak ada kasus, tetapi kalau ada satu kabupaten/kota yang ada kasus, ini mengancam wilayah yang lain. Karena penularan penyakit PMK ini demikian cepat,” ujar Lilik.