Antv – Beredar viral foto-foto yang memperlihatkan seorang jaksa perempuan yang hadir di sidang kasus pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambio dkk, membawa tas branded dan mahal menjadi sorotan warganet.
Seorang jaksa penuntut umum (JPU) dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua dengan terdakwa Putri Candrawathi itulah yang menjadi sorotan.
Sebabnya, jaksa perempuan tersebut terlihat membawa tas mewah saat persidangan pada Kamis (20/10/2022).
Pada persidangan tersebut, dibacakan tanggapan jaksa atas eksepsi yang disampaikan oleh kuasa hukum Putri Candrawathi atas dakwaan JPU.
Dari foto yang beredar di lini massa terlihat, jaksa tersebut membawa tas mewah itu dalam agenda sidang itu.
Malahan di Twitter, ada akun yang mencuit soal identitas tas tersebut yang disebutkan bahwa tas yang digunakan oleh jaksa perempuan tersebut mereknya Fendi Sunshine.
Harganya cukup fantastis yakni mencapai USD 3.100 atau setara Rp 48.372.400 saja dengan hitungan kurs 1 dolar Amerika senilai Rp15.602.
Untuk meyakinkan warganet lainnya, akun pengungah juga memberikan informasi daftar harga yang tercantum dalam laman resmi Fendi.
"Ibu JPU di sidang kasus Sambo. Tasnya keren juga," cuit akun tersebut di Twitter.
Menanggapi hal itu, Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana mengaku telah mengecek soal penggunaan tas itu dan informasi yang didapat, tas itu KW atau tiruan.
"Saya sudah cek sama Jampidum ternyata tas KW buatan Sidoarjo," kata Sumedana saat dihubungi, Selasa (26/10/2022).
Terkait penggunaan barang mewah, Sumedana mengingatkan kembali terkait pesan Jaksa Agung ST Burhanuddin bahwa jaksa haruslah sederhana.
"Yang jelas Pak Jaksa Agung selalu menekankan pola hidup sederhana, tidak boleh tampil bermewah-mewahan di depan umum," kata Sumedana.
Dia pun menyampaikan imbauan ST Burhanuddin kepada jaksa-jaksa insan Adhyaksa untuk bisa hidup sederhana dan tidak menampilkan gaya hidup hedonisme.
"Saya meneruskan pesan Jaksa Agung di berbagai kesempatan mengimbau kepada seluruh Insan Adhyaksa untuk menerapkan pola hidup sederhana, tidak menampilkan hedonisme di tengah-tengah masyarakat yang masih prihatin akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan; itu juga berlaku bagi keluarga besar Kejaksaan (keluarga Jaksa)," pungkas Sumedana.