Harganya Rp16 Juta per Vial, Menkes: Obat Gagal Ginjal Akut Diberikan Gratis Kepada Pasien

Menkes: Obat Gagal Ginjal Akut Diberikan Gratis Kepada Pasien
Menkes: Obat Gagal Ginjal Akut Diberikan Gratis Kepada Pasien (Foto : Ilustrasi-Pixabay)

Antv – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan obat antidotum Fomepizole injeksi untuk pengobatan pasien dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Acute Kidney Injuries/AKI) diberikan gratis kepada seluruh pasien.

"Kami bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kami akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan," kata Budi Gunadi Sadikin melalui siaran pers Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes yang diterima di Jakarta, Selasa (15/10/2022).

Lebih lanjut Menkes Budi mengatakan, Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura dan diuji coba kepada sepuluh dari 11 pasien AKI di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Hasilnya, kondisi pasien membaik, sebagian stabil.

Menkes Budi juga mengatakan, pasien yang semula tidak dapat buang air kecil, bahkan dengan cuci darah tidak memberikan perbaikan, tapi setelah diberi obat tersebut mulai bisa membaik sedikit demi sedikit.

Selanjutnya, obat serupa akan didatangkan dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang. RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi, kata Budi.

“Kami akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis. Ini kesiapan yang kami lakukan untuk menyediakan penawarnya untuk distribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien AKI,” katanya.

Sebelumnya Menkes menyampaikan bahwa obat tersebut belum tersedia di Indonesia, tetapi masih didatangkan dari negara produsennya, Singapura.

Disebutkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bakal mendatangkan obat antidotum dengan merek fomepizole dari Singapura sebanyak 200 vial untuk mengobati pasien gagal ginjal akut. Harga satu vial berkisar Rp16 juta.

“Saya sudah kontak teman saya Menteri Kesehatan Singapura dan Australia. Kita mau bawa 200 dulu, karena satu vial bisa buat satu orang. Ada beberapa kali injeksi tapi bisa cukup satu vial,” kata Budi.

Fomepizole, sambung Menkes, tekah diujicobakan kepada 10 pasien yang sedang dirawat di RSCM dan hasilnya positif yakni mampu meredakan gejala yang dialami.  Reaksi dari obat Fomepizole adalah memicu perbaikan gejala pasien, dan sebagian pasien lainnya stabil. 

“Jadi kami merasa lebih yakin bahwa obat ini efektif. Sekarang Pemerintah Indonesia mendatangkan lebih banyak lagi untuk pasien yang ada sekarang, karena kita sudah tahu penyebabnya apa, itu bisa diobati,” tandasnya.