Eksistensi NU, lanjut eks Jubir Presidem Gus Dur itu, harus bisa menjadi solusi bagi bermacam persoalan yang dihadapi oleh umat dan masyarakat.
"NU ini harus kita pahami dengan akurat. Dipahami seluruhnya, fungsinya, dan kedudukannya di tengah-tengah umat dan masyarakat harus menjadi solusi,” harap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini.
NU, lanjutnya, harus dipahami sebagai sebuah wujud yang utuh sebagaimana diinginkan para muassis Nahdlatul Ulama.
Untuk menggambarkan NU, lanjur Gus Yahya, setidaknya ada tiga hal yang menurutnya harus dipahami oleh para kader tentang NU, yakni NU sebagai imarah, ri'ayah, dan thariqah.
“Pertama, NU ini adalah imarah, yaitu bahwa NU ini adalah entitas aktor yang memegang urusan orang banyak. Ini termasuk kategori ulil amri (pemerintah),” tutur Gus Yahya.
“Saat ini NU sedang berusaha mengembangkan makna imarahnya secara lebih substansial dan luas jangkauannya,” sambung dia.
Kedua, lanjut dia, NU sebagai ri'ayah yang bertugas mengayomi dan memelihara umat. Ri'ayah menegaskan bahwa kehadiran NU sebagai imarah itu memiliki peran dan tujuan yang jelas dalam mengurusi urusan umat dan masyarakat.