Antv – Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung sebagai Perguruan Tinggi di bawah Kementerian Sosial baru saja meluluskan 410 SDM kesejahteraan sosial yang siap terjun ke masyarakat.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat berada di acara Sidang Terbuka Wisuda Magister Terapan dan Sarjana Terapan Poltekesos Bandung, Rabu (12/10) di Sasana Budaya Ganesha, ITB Bandung mengatakan bahwa lulusan Poltekesos tidak sebatas belajar di perguruan tinggi.
"Belajar tidak hanya di kampus (perguruan tinggi). Belajar yang sesungguhnya adalah terjun di masyarakat," kata Mensos Risma.
Banyaknya praktik di lapangan yang membuat lulusan Poltekesos memiliki dasar penanganan masalah sosial yang kompleks dan adaptif dengan perubahan kondisi sosial.
Mensos Risma menambahkan bahwa lulusan Poltekesos juga tahu bagaimana menangani perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, lansia dan lainnya. Hal itu juga yang menjadi alasan Mensos Risma tetap menjaga eksistensi Poltekesos Bandung.
Selain itu, peluang kerja para lulusan Poltekesos juga sangat besar di berbagai sektor. Mensos Risma berpesan agar lulusan Poltekesos mengambil peluang tidak hanya di sektor pemerintahan.
Seperti 2 program studi (Prodi) baru di Poltekesos, yaitu prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial dan Prodi Rehabilitasi Sosial Program Sarjana Terapan yang profil lulusannya beragam dan membuka peluang kerja di berbagai sektor.
Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial (Lindayasos) Program Sarjana Terapan didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Ristek Dikti Nomor:436/KPT/I/2018 Tanggal 9 Mei 2018. Tepat 12 Oktober 2022, sebanyak 48 mahasiswa lulus dari program studi ini dan menjadi SDM Kesejahteraan Sosial.
Pendirian ini juga diperkuat dengan keluarnya Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Statuta Poltekesos Bandung yang menyebutkan bahwa Program Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Program Sarjana Terapan merupakan salah satu program studi yang ada di Poltekesos Bandung.
Prodi Lindayasos yang telah terakreditasi "Baik" ini perdana melahirkan lulusan yang berpeluang menjadi Analis Jaminan Sosial, Analis Sumber Dana Bantuan Sosial, Analis Pemberdayaan Sosial, Analis Penata Lingkungan Sosial, dan Analis Penanggulangan Bencana.
Lina Favourita, Ketua Program Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial mengatakan bahwa prodi ini unik. "Ya, Prodi Lindayasos memiliki profil lulusan yang berbeda dengan Prodi yang lainnya, yaitu sebagai analis jaminan sosial, analis sumber dana bantuan sosial, analis pemberdayaan sosial, analis penataan lingkungan sosial, dan analis penanggulangan bencana," katanya.
Para Lulusan nanti, sambung Lina, diharapkan mampu memiliki pengetahuan ,sikap, keterampilan dan kompetensi dalam bidang keilmuan pekerjaan sosial secara generalis dalam bidang perlindungan dan pemberdayaan sosial serta mampu mempraktikannya secara profesional dalam intervensi pekerjaan sosial.
Lina menjelaskan bahwa Lulusan Prodi Lindayasos dapat bekerja di Non Government Organization (NGO) yang bergerak dalam bidang pelayanan pemberdayaan ataupun perlindungan sosial, di Pemerintah seperti di Kementerian Sosial, Dinas Sosial Bidang Linjamsos, Bidang Pemberdayaan Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ataupun Daerah maupun di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, serta di swasta dapat bekerja sebagai tenaga dalam bidang Corporate Social Responsibility (CSR).
Tentunya lulusan ini mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains dalam implementasi jaminan dan pemberdayaan sosial serta menyelesaikan masalah-masalah sosial di masyarakat.
Kurniawan Bagus Dwi Prayogo (22) lulusan prodi ini mengungkapkan bahwa dirinya tak ragu memilih prodi ini.
"Karena memang ketertarikan saya dari awal pada aras makro terlebih pada sektor community development yang memang menjadi fokus dari prodi perlindungan dan pemberdayaan sosial," ungkapnya.
Ia semakin yakin setelah mendengar prospek kedepan dari prodinya yaitu di bidang CSR atau Community Relation di Non Government Organization ( NGO) yang bergerak di bidang fasilitator dan di pemerintah bidang perlindungan maupun pemberdayaan masyarakat.
Sebagai lulusan, Bagus ingin mengimplementasikan ilmu dan teori Community Development pada level profesional seperti pada bidang CSR perusahaan.