Antv – Presiden Joko Widodo (Jokowi), kemarin, Jumat (14/10/2022), memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, pejabat tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia.
Pertemuan yang digelar di Istana Kepresidenan itu menjadi agenda langka karena baru pertama kali Presiden Jokowi memanggil pejabat tinggi Polri se-Indonesia ke Istana Negara.
Dalam agenda itu pula, para pejabat tinggi Polri tidak diperkenankan membawa mobil dinas dan ajudan.
Mereka datang ke Kompleks Istana Kepresidenan menggunakan bus. Mereka juga tidak diperkenankan untuk membawa tongkat komando dan topi.
Dalam arahannya, Jokowi menyinggung kasus Ferdy Sambo yang membuat indeks kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian turun, sehingga banyak publik yang kemudian melihat gaya hidup polisi hingga penegakan hukum, terutama yang terkait judi online dan narkoba.
Berikut selengkapnya isi arahan Presiden Jokowi kepada para pejabat Polri:
Pertama-tama, saya ingin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi atas kerja keras Polri beserta seluruh jajaran TI, jajaran pemerintah dan seluruh komponen masyarakat dalam menangani COVID. Itu dilihat masyarakat dan itu juga saya lihat dan saya rasakan kerja keras itu. Dan hasilnya juga sangat signifikan sampai hari ini yang mendorong paling kuat memang adalah dari Polri telah 440 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan kepada masyarakat, dan hasilnya pandemi COVID mereda dan hasilnya ekonomi kita bisa tumbuh 5,44 persen, dan hasilnya indeks kepercayaan masyarakat juga menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu.
Tetapi begitu ada peristiwa FS runyam semuanya dan jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu dibandingkan institusi-institusi penegak hukum lain tertinggi, sekarang saudara-saudara harus tahu jadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara-saudara sekalian. Di november itu masih 80,2 [persen]. Sangat tinggi sekali. Sekarang di agustus jadi 54 [persen]. Nah, tuh. Turun sangat rendah sekali. Itulah pekerjaan berat yang saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri.
Di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini, kita tahu semua negara sedang sulit, dunia sedang sulit. Kita ini menakhodai negara ini juga menghadapi gelombang dan badai dari ekonomi global ini tidak gampang. Perlu saya sampaikan 66 negara berada pada posisi rentan, 345 juta orang di 82 negara sudah masuk menderita kekurangan pangan akut. Ini yang semua Kapolda, Kapolres, pejabat utama Polri harus tahu. Keadaan situasi seperti ini harus mengerti sehingga punya sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini. Hati-hati.
Oleh karena itu saya ingatkan masalah gaya hidup. Lifestyle. Jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi. Hati-hati. Hingga saya ingatkan yang Polres, Kapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi rem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Saya ingatkan hati-hati. Masanya yang lalu-lalu sudah usai. Teknologi sekarang ini menyebabkan interaksi sosial berubah total. Sosial media bisa mengabarkan bukan hanya TV, bukan hanya media cetak media online, pribadi-pribadi kita sekarang bisa jadi surat kabar, bisa jadi media yang tiap saat bisa memunculkan perilaku kita sehari-hari kayak apa meskipun sembunyi-sembunyi. Saya terlalu banyak mendapatkan laporan. Sehingga kembali lagi gaya hidup, urusan kecil-kecil tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh temeh, sepatunya apa, bajunya apa dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan.
Dan keluhan masyarakat terhadap anggota Polri kita. Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri 29,7 persen itu, ini sebuah persepsi karena pungli. Tolong ini anggota-anggota semuanya diredam untuk itu. Sewenang-wenang tolong juga diredam pada anggota-anggota. Pendekatan-pendekatan yang represif dijauhi. Mencari-mencari kesalahan nomor tiga 19,2 persen dan yang keempat hidup mewah yang tadi sudah saya sampaikan. Karena bapak ibu dan saudara-saudara sekalian juga adalah aparat penegak hukum yang paling dekat dengan rakyat, dengan masyarakat, dan paling sering berinteraksi dengan masyarakat. Jadi ingatkan anggota-anggota. Selalu di-briefing seluruh anggota dan ingatkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat ingatkan mereka. Jangan sampai karena tidak kecepatan kita yang kedua, rasa aman dan nyaman masyarakat itu... Ini masalah persepsi. Rasa aman dan nyaman masyarakat jadi terkurangi atau hilang. Karena apa pun Polri adalah pengayom masyarakat. Hal-hal yang kecil-kecil tolong betul-betul dilayani betul. Masyarakat kehilangan sesuatu harus direspons cepat. Sehingga rasa terayomi dan rasa aman itu jadi ada.
Yang ketiga berkaitan dengan soliditas. Ini sudah masuk tahun politik. Karena pemilu, tahapan pemilu sudah berjalan sejak Juni. Harus ditunjukkan solidititas di internal Polri, lalu soliditas internal TNI dan Polri, itu yang akan mengurangi tensi politik ke depan. Soliditas. Harus ada kepekaan posisi politik ini seperti apa, sih. Karena saudara-saudara adalah pimpinan-pimpinan tinggi di wilayah masing-masing. Sense of politics-nya juga ada. Tidak main politik tapi ngerti politik karena kita akan masuk pada tahapan tahun politik. Kalau dilihat Polri solid, kemudian bergandengan dengan TNI solid, saya memberikan jaminan stabilitas keamanan kita, stabilitas politik kita pasti akan baik. Enggak ada yang berani coba-coba. Kalau coba-coba, ya, tegas saja.
Yang keempat berkaitan dengan kesamaan visi, kebijakan organisasi, jangan terkesan kita itu gamak. Sebagai pemimpin-pemimpin di wilayah baik di provinsi, kabupaten dan kota jangan gamak, apalagi cari selamat. Yakin sesuai dengan prosedur, yakin sesuai dengan SOP, yakin sesuai dengan undang-undang lakukan. Visi presisi, Pak Kapolri, saya minta juga enggak usah njelimet-njelimet. Tolong disederhanakan sehingga di bawah ngerti apa yang harus disederhanakan. Ya, tadi Kapolri sampaikan tadi. Polri sebagai pelindung, Polri sebagai pengayom, Polri sebagai pelayan masyarakat. Intinya, kan, ke sana. Presisinya apa jelasin secara sederhana dan jelas. Sehingga gampang ditangkap visi itu.
Yang kelima berkaitan dengan penegakkan hukum. Jangan sampai pemerintah dianggap lemah, jangan sampai juga Polri dianggap lemah. Saya sudah perintahkan kepada Kapolri urusan judi online bersihkan. Saya enggak usah bicara banyak. Saudara-saudara tahu semuanya, perintah ini tahu. Dan penegakan hukum untuk yang berkaitan dengan narkoba. Ini yang akan nanti bisa mengangkat kembali kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Dan kalau ada sebuah peristiwa itu segera dirancang komunikasinya yang baik. Komunikasi publik itu penting banget. Jangan terlambat, jangan lambat sehingga kalau muncul nanti kalau lambat, lamban itu muncul isu-isu yang lain. Sekali lagi ini era media sosial. Munculnya hitungan menit, hitungan detik. Sudah bukan hari lagi. Begitu ada sebuah peristiwa kecil dan saudara-saudara menganggap kecil sehingga tidak dikomunikasikan dengan baik, dengan kecepatan, besar menjadi sulit untuk kemudian diselesaikan lagi. Ini tidak berada pada posisi yang normal dunia sekarang ini. Sehingga gampang sensitif dan gampang tersulut. Untuk menumbuhkan optimisme harus menciptakan hal-hal yang baik. Kontra dengan itu, kontra dengan prestasi, kontra dengan prestasi yang baik.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Sekali lagi saya sangat menghargai kerja keras saudara-saudara sekalian dalam penanganan COVID lalu. Kita harapkan dengan kekompakan, kesolidan, bergandengan dengan TNI, saya percaya apa yang tadi kita sampaikan bisa kita lakukan dengan baik.