Antv – Terungkap, 17 kasus gagal ginjal misterius ditemukan di Bali, 11 anak meninggal dunia akibat penyakit gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak itu.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali I Gusti Ngurah Sanjaya Putra menyebut terdapat satu kesamaan dari sebagian besar kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Khususnya yang dirawat di RSUP Ngoerah.
”Dari 17 orang yang ditangani, ini sementara dari banyak kasus memiliki keterkaitan satu sama lain, tapi belum dianggap sebagai penyebab. Karena ada MISC (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children), banyak juga kasus yang sama di luar,” kata Sanjaya, seperti dikutip dari Antara, Jumat (14/10/2022).
Dari hasil pemeriksaannya, sebagian besar anak penderita Acute Kidney Injury (AKI) misterius itu memiliki hasil tes antibodi positif. Sehingga, ada kemungkinan sebelumnya pasien pernah tertular Covid-19.
”Tes antibodinya positif, itu menandakan terbentuk antibodi alamiah, menandakan pernah menderita Covid-19 yang tidak diketahui orang tuanya, dan ini yang banyak kasusnya,” ujar Sanjaya, dokter RSUP Ngoerah itu.
Dari 17 pasien yang dirawat di RSUP Ngoerah sejak Agustus, enam di antaranya mengalami perburukan yang cepat, sehingga tak menjalani tes, sementara sisanya memiliki antibodi positif.
”Tapi, ada pasien yang negatif, kita ulang pemeriksaannya, karena gejalanya sama dan hasilnya tetap negatif. Sampai saat ini kita tidak bisa pastikan ini karena MISC, makanya disebut AKI misterius, karena dari yang baik-baik saja malah fungsi ginjalnya turun drastis,” tutur Sanjaya.
Dari seluruh pasien, dokter menyebut hanya empat anak yang telah mendapat suntikan vaksinasi Covid-19, lantaran anak lain usianya belum mencukupi untuk mendapat dosis vaksin. Di luar kesamaan tersebut, Sanjaya menyebut belum ada temuan lain, saat dilakukan skrining, pihaknya tak menemukan gejala kelainan bawaan, termasuk mengarah kepada penggunaan obat-obat tertentu.
”Rata-rata mereka sehat yang cuma batuk, pilek, muntah, diare, tapi tanda dehidrasinya tidak sesuai dan ada gangguan kencing, bahkan tidak kencing sampai 24 jam, kadang orang tua merasa anaknya baik-baik saja,” terang Sanjaya.
Dari 17 pasien di RSUP Ngoerah didominasi balita dan empat pasien dengan usia di atas enam tahun. Sebanyak 11 di antaranya meninggal dunia, satu anak melakukan perawatan, dan lima lainnya sudah dapat beraktivitas dan menjalani pemeriksaan rutin.
”Rata-rata meninggal dalam keadaan fungsi ginjal sangat terminal, yang kita sebut gagal ginjal akut, susah kalau sudah keadaan itu. Laju filtrasi glomerulus normalnya di atas 90 ml/menit/1,73 meter kuadrat sedangkan mereka datang di bawah 15 ml/menit/1,73 meter kuadrat,” papar Sanjaya.
Di tengah maraknya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang ratusan anak di Indonesia secara mendadak, Sanjaya menekankan bahwa penyakit itu berbahaya.
”AKI angka kematiannya cukup tinggi, makanya perlu waspada mendeteksi sedini mungkin. Kalau ada gejala infeksi saluran cerna dan tidak kencing harus segera diperiksa, karena akan berdampak berat kalau harus cuci darah sampai terminal berat bisa meninggal,” tandasnya.