Sebelumnya, Komnas HAM mengungkapkan hasil investigasi atas tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Diketahui, korban tewas akibat tragedi itu sebanyak 132 orang dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Dari hasil penyelidikan dan investigasi, Komnas HAM menegaskan bahwa seluruh pintu yang ada di stadion terbuka, meskipun kecil.
Hal ini menjadi jawaban atas banyaknya narasi di media sosial yang menyebutkan bahwa pintu terkunci. Kemudian, gas air mata yang ditembakan aparat dimulai pukul 22.08 WIB. Penembakan gas pertama kali dilakukan ke arah tribun bagian selatan. Adapun detik-detik penembakan gas air mata ini diketahui Komnas HAM melalui sebuah video dari salah satu korban meninggal dunia.
"Gas air mata keluar, yang itu menurut kami menjadi pemicu utama kepanikan para suporter yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban meninggal dan korban luka-luka," ujar Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam dalam konferensi pers, Rabu (12/10/2022).
Tak hanya itu, dalam proses penyelidikannya, Komnas HAM juga menemukan banyak sepatu di Stadion Kanjuruhan. Kata Anam, sepatu-sepatu tersebut dilemparkan para suporter Arema ke arah aparat sebagai bentuk perlawanan usai gas air mata ditembakkan.
Sementara itu, terkait dengan temuan puluhan botol miras di area Stadion Kanjuruhan, Komnas HAM menegaskan itu semua bukan milik suporter. Anam menjelaskan, 42 botol diduga miras itu merupakan produk UMKM yang berisi obat sapi.
"Soal yang di kardus, dua kardus (diduga botol miras) yang sekarang di labfor kami juga menelusurinya. Pertama, itu ditemukan di Dispora karena kantornya itu bagian dari stadion. Kami juga bertemu langsung dengan pemiliknya dan yang bertanggungjawab di Dispora. Itu memang semacam produk UMKM, memproduksi pengobatan sapi," pungkas Anam.