Antv – Sebanyak 76 dari sekitar 85 penumpang sebuah kapal yang terbalik di sungai yang sedang meluap di Nigeria dilaporkan tewas tenggelam.
Seperti dikutip dari Reuters, Presiden Muhammadu Buhari dalam pernyataannya mengkonfirmasi kejadian tersebut.
"Hampir semua orang di atas kapal tewas ketika terbalik di sungai yang meluap di negara bagian Anambra Nigeria," kata Buhari, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/10/2022).
Diperkirakan ada 85 orang menaiki perahu yang kelebihan muatan pada hari Jumat (7/10/2022), ketika banjir di Sungai Niger menyebabkannya terbalik.
"Kapal itu dilaporkan membawa 85 orang terbalik menyusul meningkatnya banjir di wilayah negara bagian Ogbaru, dengan layanan darurat mengonfirmasi jumlah korban tewas 76," kata Buhari.
Presiden kemudian mengarahkan layanan darurat untuk memberikan bantuan kepada para korban.
"Saya berdoa untuk ketenangan jiwa almarhum dan untuk keselamatan semua orang, serta kesejahteraan anggota keluarga korban kecelakaan tragis ini," ujannya.
Sebelumnya pada hari Minggu (9/10/2022), layanan darurat mengatakan kenaikan permukaan air menghambat upaya penyelamatan.
"Ketinggian air sangat tinggi dan terlalu berisiko untuk operasi pencarian dan penyelamatan yang lancar," kata Thickman Tanimu, koordinator tenggara Badan Manajemen Darurat Nasional (NEMA).
Tanimu mengatakan banjir itu adalah yang terburuk di negara itu dalam beberapa tahun, dengan tingkat air sekitar sepersepuluh lebih tinggi dari satu dekade lalu.
Gubernur negara bagian Anambra Charles Soludo mendesak penduduk di daerah yang dilanda banjir untuk segera pindah, sambil menambahkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak bencana.
"Perkembangan ini masih mengejutkan pemerintah dan orang-orang baik dari Negara Bagian Anambra. Saya bersimpati dengan keluarga orang-orang yang terlibat," kata Soludo dalam sebuah pernyataan.
Kecelakaan kapal kerap kali terjadi di Nigeria. Penyebabnya mulai dari kelebihan muatan, kecepatan tinggi, perawatan yang buruk, dan pengabaian aturan navigasi.
Sejak awal musim hujan, banyak daerah di negara Afrika Barat yang berpenduduk lebih dari 200 juta orang itu telah dilanda banjir.
Menurut layanan darurat, lebih dari 300 orang tewas dan setidaknya 100.000 kehilangan tempat tinggal.
Hujan yang tak henti-hentinya menghanyutkan lahan pertanian dan tanaman, meningkatkan kekhawatiran akan kekurangan pangan, kelaparan, dan kelaparan di negara yang sudah bergulat dengan dampak pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.