Banjir di Venezuela Tewaskan 25 Orang dan 52 Hilang

Dampak banjir di Venezuela.
Dampak banjir di Venezuela. (Foto : Reuters)

Antv –Sedikitnya 25 warga tewas dan 52 hilang setelah lima sungai di Venezuela Tengah banjir akibat guyuran hujan lebat.

Menurut Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez, hujan pada Sabtu (8/10/2022) malam menyapu batang pohon besar dan batuan dari pegunungan sekitar komunitas Tejerias yang terletak sekitar 67 kilometer barat daya Caracas.

Akibatnya merusak komplek pertokoan dan lahan pertanian. Rodriguez mengatakan bahwa hujan selama satu bulan telah turun hanya dalam delapan jam. Menyebabkan pompa yang digunakan untuk memberi daya pada sistem air minum masyarakat terbawa arus banjir.

Rodriguez mengatakan prioritasnya adalah menemukan orang-orang yang masih terperangkap tertimbun lumpur dan batu di lokasi kejadian.

Sementara personel militer dan penyelamat juga mencari korban selamat di tepi sungai.

"Kami kehilangan anak-anak, baik lelaki maupun perempuan,” ungkap wapres di lokasi kejadian.

"Apa yang terjadi di kota Tejerias adalah sebuah tragedi," tambahnya.

Sedangkan Presiden Nicolas Maduro mengatakan dalam sebuah tweet bahwa ia telah menetapkan daerah itu sebagai zona bencana dan telah menyatakan tiga hari berkabung.

Jalanan di Tejerias, sebuah kota berpenduduk sekitar 73.000 jiwa, dipenuhi lumpur, batu-batu besar dan cabang-cabang pohon yang hancur menurut saksi mata warga setempat.

Armando Escalona, seorang sopir taksi berusia 43 tahun, mengatakan bahwa dia sedang menghadiri kebaktian gereja evangelis bersama keluarganya ketika air banjir mengejutkan mereka.

Dia mengatakan bahwa dirinya memeluk keluarganya untuk sementara waktu sampai sebuah benda tak dikenal mengenai kepalanya dan dia kehilangan kesadaran.

Ketika dia bangun, dia tidak dapat menemukan keluarganya.

"Saya kehilangan istri dan putra saya yang berusia 5 tahun. Saya bahkan tercekat. Kami sedang berada di kebaktian dan semuanya terjadi begitu cepat," kata Escalona.

Warga lain mengaku air datang seperti air bah.

"Seolah-olah air bendungan telah dilepaskan," kata Arevalo, saat tengah berada di pusat kota, salah satu lingkungan yang paling parah terkena dampak.

Sumber: Reuters