“Kriteria-kriteria terkait kecakapan dan pengalaman tersebut menjadi perhatian utama masyarakat Jakarta dibandingkan karakterirstik kedekatan politik maupun primordial. Persetujuan politik masyarakat terhadap faktor kecakapan relatif tinggi; dibandingkan kedekatan dengan Gubernur sebelumnya, kedekatan dengan Presiden maupun keharusan latar belakang orang Betawi asli,” tambah Aditya.
Faktor kecakapan ini ditekankan oleh publik karena ternyata mayoritas masih memiliki harapan besar terhadap Provinsi DKI Jakarta sekalipun nantinya sudah tidak berstatus sebagai ibukota negara.
“Masyarakat optimistik terhadap masa depan Jakarta. Meskipun tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, mayoritas masyarakat (87,8%) meyakini bahwa Jakarta masih menjanjikan bagi kehidupan sosial dan ekonomi ke arah yang lebih baik,” ujar Aditya.
Dengan keyakinan yang tinggi terhadap masa depan Provinsi DKI Jakarta, tersebut ada dua hal utama diharapkan masyarakat dilakukan Penjabat Gubernur DKI Jakarta.
Yang pertama yaitu untuk menata infrastruktur pendukung Jakarta sebagai pusat perekonomian. Serta yang kedua yaitu menyiapkan regulasi terkait perubahan status Ibu Kota merupakan agenda prioritas yang penting dilakukan Penjabat Gubernur dalam rangka transisi Jakarta.
“Kami melihat perkembangan berita bahwa bapak Heru Budi Hartono dinyatakan terpilih menjadi Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Tentunya kita semua menunggu hingga Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keppres penjukkan tersebut,” ungkap Aditya.
Menurut Aditya sambal menunggu terbitnya Keppres terkait Penjabat Gubernur DKI Jakarta inipenting juga untuk menggarisbawahi bahwa publik memiliki harapan besar terhadap calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta.