Sebab, selain memang dekat dengan Jokowi, Heru juga dekat dengan partai politik tertentu.
"Karena itu, banyak pihak akan meragukan independensi Heru. Keraguan itu setidaknya pada pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2024," kata dia.
Selain itu, kapasitas Heru juga dinilai masih dibawah Anies. Hal itu dapat membuat masyarakat Jakarta ragu atas kepemimpinan Heru. Kalau masyarakat Jakarta sudah ragu, tentu mempengaruhi efektivitas kepemimpinan Heru.
Tentu hal itu tidak menguntungkan Jakarta yang pembangunannya selama dipimpin Anies begitu pesat. Karena itu, TPA seyogyanya dapat mempertimbangkan keputusannya itu.
"Bahtiar atau Marulla tampaknya lebih cocok memimpin Jakarta paska purnanya Anies Baswedan. Kedua sosok ini juga lebih diterima partai politik dan warga Jakarta," katanya, seperti dikutip dari Republika.co.id.
Sebelumnya diketahui, Kepala Sekretariat Presiden, Kementerian Sekretariat Negara, Heru Budi Hartono, telah ditetapkan sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta.
Hal itu ditetapkan dalam Rapat Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/10/2022) siang.