Hal itu ditimpali oleh GSA Ahmad Thoyib bahwa menurut laporan data, dari sekitar 45 ribu mahasiswa asing yang belajar di Al-Azhar, 11 ribu diantaranya berasal dari Indonesia.
"Artinya, seperempat dari populasi mahasiswa asing di Al-Azhar adalah generasi muda Indonesia" ungkap Thoyib.
GSA juga mengapresiasi mahasiswa Indonesia yang menurutnya selain memiliki keunggulan dalam akhlak dan sopan santun, mereka juga berprestasi secara akademik.
Dalam kesempatan itu, JK juga menyinggung bahwa semasa menjadi Wapres ia telah mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang didedikasikan sebagai sebuah pusat keunggulan ilmu pengetahuan untuk mendidik generasi muda dari semua bangsa-bangsa di dunia, seperti halnya Al-Azhar.
Maka, ia berharap agar Al-Azhar sebagai pusatnya ilmu keislaman menjadi rujukan penting bagi UIII.
"Saya berharap ke depan perlu ada hubungan yang lebih substansial antara Al-Azhar dan UIII untuk pengembangan kerjasama akademik yang mutualistis diantara keduanya" pintanya.
Peningkatan hubungan Indonesia dan Mesir pada level Goverment to Goverment, menurut JK sudah bagus dan perlu terus ditingkatkan. Namun, hubungan pada level Organization to Organization juga tak kalah pentingnya untuk didorong dan dikembangkan lagi. Seperti hubungan Al-Azhar dengan UIII, Al-Azhar dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia, dengan DMI, MUI, dan lain-lain. Juga, tak kalah pentingnya, hubungan antara Al-Azhar dengan dunia pesantren di Indonesia.