Antv – Aksi demonstrasi berkobar di Iran selama delapan malam berturut-turut atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda yang ditangkap polisi moral karena tidak memakai jilbab secara benar.
Aksi unjukrasa itu muncul dari pihak masyarakat yang mendukung upaya pemerintah terkait aturan cara berpakaian yang baik.
Selama aksi ujukrasa, sebanyak 50 orang dilaporkan tewas oleh pasukan keamanan. Angka ini dari data yang dihimpun Hak Asasi Manusia Iran (IHR), sebuah organisasi non-profit yang berbasis di Oslo.
Data dari NGO ini lebih dari tiga kali jumlah kematian resmi yang diungkap pemerintah, yakni 17 mencakup lima personel keamanan.
Menurut catatam IHR, demonstrasi berujung kerusuhan telah menyebar ke 80 kota dipicu kematian Mahsa Amini, seorang gadis Kurdi berusia 22 tahun yang sempat koma tiga hari setelah ditahan polisi moral di Teheran.
Iran telah memberlakukan pembatasan ketat pada penggunaan internet dalam upaya untuk menghambat pengunjuk rasa berkumpul dan menghentikan aliran reaksi dari internasional.
Sementara Amerika Serikat (AS) siap membantu warga Iran mendapatkan akses internet, dengan melonggarkan pembatasan ekspor perangkat lunak layanan internet.