Antv –Kirgistan dan Tajikistan pada hari Minggu (18/9/2022) menjelaskan hampir 100 orang tewas dalam konflik di perbatasan mereka. Upaya gencatan senjata juga rawan gagal di negara yang terletak di Asia Tengah tersebut yang diperpanjang hingga hari kedua. Sekutu dekat mereka Rusia juga mendesak dikuranginya tegangan.
Bekas negara pecahan Soviet itu terlibat bentrok karena sengketa perbatasan pada 14 hingga 16 September 2022. Mereka menggunakan tank, mortar, arteleri roket, dan pesawat tak berawak untuk saling menyerang pos keamanan dan pemukiman di dekatnya.
Kedua negara berbatasan dengan China, sedangkan Tajikistan juga memiliki perbatasan yang panjang dengan Afghanistan. Bentangan panjang perbatasan yang memisahkan kedua negara bekas Soviet itu diperebutkan.
Bentrokan juga sudah terjadi pada tahun 2021 akibat konflik tersebut yang menewaskan lebih dari 50 orang dan meningkatkan potensi konflik yang lebih luas.
Kirgistan Minggu malam melaporkan tambahan kematian 13 orang akibat pertempuran, menambah korban yang sebelumnya 46 orang. Negara bekas Soviet itu juga mengatakan 102 orang terluka.
Sebelumnya, Kirgistan mengatakan telah mengevakuasi sekitar 137.000 warga dari daerah konflik. Pemerintah menyatakan pada tanggal 19 September 2022 sebagai hari berkabung bagi para korban.
Media Kirgistan menyebut konflik itu sebagai invasi dan melaporkan pada hari Minggu sejumlah pengungsi sudah mulai kembali ke rumah mereka.