Antv – Menurut Kementerian Kesehatan setempat, bentrokan bersenjata antara milisi yang didukung pemerintah saingan Libya telah menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai puluhan lainnya. Pertempuran di Ibu Kota Libya, Tripoli pada hari Sabtu (27/8/2022) merupakan kejadian terburuk salama dua tahun belakangan ini. Bentrokan ini telah menimbulkan kekhawatiran negara tersebut kembali jatuh dalam perang saudara besar – besaran.
Juru bicara layanan darurat Malek Merset menyebut diantara korban tewas adalah Mustafa Baraka seorang komedian yang dikenal karena video di media sosial berisi ejekan kepada milisi dan korupsi. Baraka tewas setelah ditembak di dadanya.
Malek Merset mengatakan layanan darurat masih berusaha untuk mengevakuasi warga yang terluka dan mereka yang terperangkap dalam pertempuran yang meletus pada hari Jumat (26/8/2022) sampai Sabtu (27/8/2022) malam.
Sedangkan Kementerian Kesehatan menjelaskan dari data terbaru 140 orang terluka dan 64 keluarga harus dievakuasi dari daerah sekitar pertempuran. Dalam bentrokan ini rumah sakit dan pusat medis di ibu kota juga ditembaki. Selain itu tim ambulan juga dilarang mengevakuasi warga sipil. Tindakan ini termasuk tergolong “Kejahatan Perang”.
Malik Traina dari Al Jazeera melaporkan suasana tenang namun tegang masih terlihat pada Sabtu malam di Tripoli.
“Semuanya sudah tenang sejak pertempuan dimulai. Tetapi warga di sini masih takut dan khawatir Libya akan masuk ke dalam ambang konflik lebih besar,” ungkap Malik dari ibu kota Libya.
Kebuntuan pembicaran kekuasaan di Libya telah membuat konflik Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang berbasis di Tripoli di bawah Abdul Hamid Dbeibah melawan pemerintah saingan di bawah Fathi Bashagha dukungan parlemen yang berbasis di timur.
Menurut pemerintahan GNU Dbeibah bentrokan ini dipicu oleh para pejuang yang bersekutu dengan Bashagha menembaki konvoi di ibu kota. Sedangkan unit lainnya yang pro – Bashagha tampak berkumpul di luar kota.
Dbeibah menuduh Bashagha mundur dari pembicaraan dalam menyelesaikan krisis.
Sementara itu Bashagha yang didukung oleh Parlemen Libya dan orang kuat militer yang berbasis di timur, Khalifa Haftar menyebut mandat GNU Dbeibah telah berakhir. Namun Bashagha tidak bisa menjabat di Tripoli karena Dbeibah bersikeras dia hanya akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah terpilih.
Pemerintahan Bashagha menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak pernah menolak pembicaraan dan bahwa tawarannya sendiri telah ditolak oleh Dbeibah.
Sumber: AlJazeera