Sejak menginvasi Ukraina, 24 Februari 2022, sedikitnya enam puluh satu rumah sakit di Ukraina tidak beroperasi karena hancur akibat serangan pasukan Rusia.
Hal itu disampakan Menteri Kesehatan Ukraina, Viktor Lyashko, Selasa (8/3/2022), seperti dikutip Reuters. "Teroris dari negara agresor telah membuat 61 rumah sakit tidak beroperasi," katanya dalam siaran televisi.Seraya menambahkan, bahwa pihak berwenang tidak dapat mengirim pasokan medis ke garis depan dikarenakan kurangnya "koridor kemanusiaan".Penyerangan Rusia terhadap rumah sakit di kota Mariupol, mendapat banyak kecaman Barat.Amerika Serikat pada hari Rabu (9/3/2022) mengutuk pemboman sebuah rumah sakit anak-anak di Ukraina.Serangan udara Rusia tersebut, telah mengubur pasien di bawah puing-puing . Padahal saat ini, sudah ada perjanjian gencatan senjata untuk memungkinkan orang keluar dari kota Mariupol yang terkepung.Serangan itu, yang menurut pihak berwenang melukai wanita dalam persalinan dan meninggalkan anak-anak di reruntuhan.“Insiden tersuram dari invasi 14 hari, menjadi serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945,” katanya.Sebelumnya, Rusia berjanji untuk menghentikan penembakan, untuk memberikan kesempatan warga sipil yang terperangkap dapat dievakuasi dari kota Mariupol.Sedikitnya, empat ratusan ribu orang terjebak di kota tersebut. Mereka berlindung tanpa air atau listrik selama lebih dari seminggu.Sementara, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, yang dimintai komentar oleh Reuters, mengatakan: "Pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil."Rusia menyebut serangan itu sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata tetangganya dan mengusir para pemimpin yang disebutnya "neo-Nazi."
Dibom Rusia, 61 Rumah Sakit di Ukraina ‘Hancur’ Tidak Bisa Beroperasi
Kamis, 10 Maret 2022 - 18:29 WIB