Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pembukaan sekolah secara bertahap dan pembelajaran tatap muka haruslah dilakukan dengan aman.
Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun membuat sekolah-sekolah harus ditutup. Akibatnyan puluhan juta anak tidak mendapatkan pembelajaran secara tatap muka. Melihat adanya risiko learning loss yang tinggi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pembukaan sekolah secara bertahap.Bahkan di daerah dengan tingkat Covid-19 yang tinggi, WHO merekomendasikan agar sekolah dibuka kembali dengan aman dengan mengadopsi langkah-langkah untuk meminimalkan penularan virus."Penting bahwa ketika membuka sekolah, kita juga harus mengendalikan penularan di komunitas-komunitas itu," kata perwakilan WHO untuk Indonesia Dr Paranietharan, dikutip dari laman resmi WHO, Jumat (24/9/2021).Ia mengatakan bahwa penutupan sekolah berdampak tidak hanya pada pembelajaran siswa, tetapi juga pada kesehatan dan kesejahteraan mereka pada tahap perkembangan kritis, dengan dampak jangka panjang.Sebuah survei oleh Kementerian Kesehatan dan UNICEF baru-baru ini, menemukan bahwa di antara 4.374 pusat kesehatan di 34 provinsi, 58 persen melaporkan kesulitan dalam menyediakan program vaksinasi berbasis sekolah.Dukungan pembukaan sekolah oleh WHO bukan tanpa alasan. Dalam survei yang dilakukan pada kuartal terakhir tahun 2020 di 34 provinsi dan 247 kabupaten, lebih dari setengah (57,3 persen) rumah tangga dengan anak-anak mengatakan bahwa mereka kesulitan mengakses internet.Sekitar seperempat orang tua mengatakan mereka kekurangan waktu dan kapasitas untuk mendukung anak-anak mereka dengan pembelajaran jarak jauh, sementara hampir tiga dari empat mengatakan mereka khawatir tentang kehilangan pembelajaran.
WHO Sarankan Pembukaan Sekolah Secara Bertahap dengan Protokol Kesehatan
Jumat, 24 September 2021 - 12:22 WIB