Ahli Ingatkan Kenaikan Permukaan Laut Akan Lebih Ekstrem

Ahli Ingatkan Kenaikan Permukaan Laut Akan Lebih Ekstrem
Ahli Ingatkan Kenaikan Permukaan Laut Akan Lebih Ekstrem (Foto : )
Para ahli dunia mengungkap bahwa ada potensi kenaikan permukaan laut yang lebih ekstrem, yang akan semakin sering terjadi di akhir abad ini di seluruh dunia.
Para ahli dunia mengungkap bahwa ada potensi kenaikan permukaan laut yang lebih ekstrem, yang akan semakin sering terjadi di akhir abad ini di seluruh dunia. Potensi risiko kenaikan permukaan laut yang lebih esktrem ini, akibat dari meningkatnya suhu bumi.  Penelitian terbaru yang terbit dalam jurnal Nature Climate Change edisi 30 Agustus 2021, memprediksi bahwa akibat meningkatnya suhu bumi, kenaikan permukaan laut yang ekstrem di sepanjang garis pantai di seluruh dunia akan terjadi 100 kali lebih sering pada akhir abad ini. Hal itu diprediksi akan terjadi di setengah dari 7.283 lokasi yang dijadikan penelitian.
  Kendati para peneliti mengatakan ada banyak ketidakpastian mengenai iklim masa depan, hasil penelitian ini sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini, karena pada awalnya naiknya permukaan laut ekstrem sebagai dampak dari kenaikan suhu bumi ini diprediksikan terjadi setiap 100 tahun sekali. Dan kini akan lebih sering terjadi, hingga lebih dari satu kali setiap tahun di sepanjang akhir abad ini.  Profesor Roshanka Ranasinghe dari IHE Delft and Deltares (Belanda) melakukan rancangan studi pertama di dunia bersama penulis utama Dr Claudia Tebaldi dari Laboratorium Nasional Pasific Nothwest National Department of Energy AS.  Studi ini menyatukan tim peneliti internasional dari Amerika Serikat, Belanda, Italia, dan Australia, yang pernah memimpin penelitian besar sebelumnya, tentang permukaan laut ekstrem dan efek kenaikan suhu permukaan laut.  Tim tersebut mengumpulkan data dan memperkenalkan metode sintesis baru, dengan melakukan perkiraan alternatif, untuk memetakan kemungkinan efek kenaikan suhu mulai dari 1,5 derajat C hingga 5 derajat C yang dibandingkan dengan masa pra-industri - sebuah kisaran suhu yang belum pernah terjadi dalam penelitian sebelumnya.  Profesor Ranasinghe mengatakan, penelitian tersebut dilakukan atas dasar kepedulian dan keingintahuan dampak besar dari adanya kenaikan atau meningkatnya suhu bumi. Di mana, berdasarkan catatan yang ada, dunia telah menghangat sekitar 1,1 derajat Celcius dibandingkan dengan masa pra-industri. Ia menambahkan, studi baru ini selaras dengan pernyataan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) baru-baru ini. IPCC menyatakan, peristiwa naiknya permukaan air laut ekstrem akan menjadi jauh lebih sering dan meluas di seluruh dunia pada akhir abad ini, karena dampak pemanasan global. "Ini bukanlah sebuah kejutan dan tidak mengherankan bahwa pemanasan suhu 1,5 derajat Celcius akan memiliki efek substansial pada frekuensi dan besarnya kenaikan permukaan laut yang ekstrem," ujarnya. Seperti diketahui, selama beberapa bulan terakhir pemberitaan di seluruh dunia telah dipenuhi dengan kabar bencana iklim dan perubahan cuaca yang  mengerikan dan ini menjadi salah satu dampak kenaikan suhu dan permukaan laut.  Kejadian seperti suhu panas tertinggi yang tercatat di wilayah Barat Laut Pasifik hingga Pulau Sisilia, banjir di Eropa Utara dan bagian timur Amerika Serikat, kebakaran hutan dari Prancis ke Siberia hingga Yunani, menjadi deretan peristiwa langka pada beberapa dekade lalu, namun kini terlihat seperti peristiwa biasa.