Enam Juta Vaksin Covid-19 Tahap ke-43 dan 44 Tiba di Tanah Air

Enam Juta Vaksin Covid-19 Tahap ke-43 dan 44 Tiba di Tanah Air (Foto KPCPEN)
Enam Juta Vaksin Covid-19 Tahap ke-43 dan 44 Tiba di Tanah Air (Foto KPCPEN) (Foto : )
Indonesia Kembali kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac dalam bentuk jadi dengan merek Coronavac sebanyak 5 juta dosis dan Astrazeneca sebanyak 1.086.000 dosis pada Jumat (27/8/2021).
Vaksin Covid-19 tahap ke 43 dan 44 itu didatangkam melalui mekanisme skema pembelian langsung."Dengan hadirnya kedua vaksin tersebut, berarti Indonesia sudah kedatangan vaksin Covid-19 sebanyak 208,7 juta dosis," ujar Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Covid-19 Bio Farma, Bambang Heriyanto, Jumat (27/8/2021).Menurutnya, pemerintah terus berupaya mendatangkan vaksin untuk mengamankan stock vaksin Covid-19.Menurut data Kementerian Kesehatan per 26 Agustus 2021 pukul 17.00 dari 34 Provinsi hanya satu provinsi yang stok vaksinnya dibawah 14 hari. Dia memaparkan, vaksin yang telah terdistribusi sebanyak 123.256.044.Dari jumlah tersebut CoronaVac 1 dosis sebanyak 3 juta dosis, vaksin COVID-19 Bio Farma sebanyak 89.366.140 dosis, AstraZeneca sebanyak 15.982.584 dosis, Moderna sebanyak 7.558.810, CoronaVac 2 dosis sebanyak 6.848.644 dosis, dan Sinopharm dari hibah 499.866 dosis.Adapun total vaksin yang terdistribusi selama 1-26 Agustus 2021 saja mencapai 36.631.654 dosis."Bio Farma senantiasa akan terus mendistribusikan vaksin COVID-19 ke lokasi yang membutuhkan sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan," tandasnya.Terkait upaya vaksinasi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi. menyambut baik posisi Indonesia yang menduduki peringkat 6 dunia dalam hal jumlah orang yang telah divaksin dan posisi ke 7 dunia dalam hal jumlah dosis vaksinasi.Saat ini lebih dari 92.8 juta penduduk indonesia telah divaksin dua kali maupun satu kali."Bagus dan harus dilanjutkan," ujar Prof. Miko sapaan Prof Soedjatmiko ditanya soal capaian vaksinasi di Indonesia.Meski demikian, dia memandang perlunya diperbanyak lokasi vaksinasi. Kemudian Prof.Miko juga menilai butuhnya perbaikan dalam koordinasi penghitungan kebutuhan, pengiriman, dan distribusi vaksin.