Issa Sanogo, Koordinator Residen PBB di Madagaskar, juga mengatakan hal yang sama. Dia mengatakan bahwa seperti inilah konsekuensi nyata dari perubahan iklim. Ironisnya, masyarakat Madagaskar menurutnya tidak berbuat kerusakan. Sungguh malang bagi mereka harus mengalami penderitaan ini."Mengingat bahwa negara tersebut menyumbang kurang dari 0,01% emisi gas rumah kaca global, fakta bahwa Madagaskar sekarang menjadi korban utama perubahan iklim sangat menyedihkan dan tidak adil. Masyarakat ini menderita setiap hari sebagai konsekuensi bencana dari krisis yang tidak mereka ciptakan," kata Sanogo.Orang-orang yang tinggal di selatan negara itu sebelumnya bergantung pada hujan monsun yang dapat diandalkan untuk bercocok tanam. Namun perubahan pola cuaca telah membuat hujan menjadi semakin tidak menentu.Efek kumulatif dari mengalami tahun yang kering berturut-turut telah mengakibatkan gagal panen yang meluas. Pada akhirnya, kondisi ini membuat ratusan ribu orang sedikit makan bahkan tidak makan sama sekali.Laporan dari mereka yang berada di lapangan di Grand Sud mengungkap betapa mengerikan situasi di sana. Banyak orang berusaha keras untuk menghidupi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Bahkan, jumlah anak yang dirawat karena malnutrisi akut di Grand Sud antara Januari-Maret mengalami lonjakan empat kali lipat dari rata-rata yang terjadi lima tahun.
Madagaskar Alami Bencana Kelaparan Parah Akibat Perubahan Iklim
Jumat, 27 Agustus 2021 - 15:38 WIB