Vaksin corona yang paling minim kebobolan menurut Dinas Kesehatan AS yaitu, vaksin Moderna, Vaksin Pfizer, dan vaksin Johnson & Johnson (J&J).
Sejauh ini, tidal ada vaksin corona yang bisa mencegah infeksi 100 persen. Sebagian orang yang sudah mendapat dosis penuh vaksin dilaporkan masih bisa positif Covid-19 atau dikenal dengan istilah breakthrough infection.
Akan tetapi, breakthrough infection jarang terjadi dan sebagian besar orang hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala. Karena alasan ini juga para ahli dan otoritas kesehatan masih tetap merekomendasikan vaksin Covid-19.
Dilansir dari Livescience, berikut data soal vaksin corona yang paling minim kebobolan menurut Amerika Serikat (AS).
Vaksin Moderna
Situs resmi Dinas Kesehatan Columbia, AS, melaporkan data kasus breakthrough infection yang terjadi di wilayahnya. Disebutkan orang-orang yang mendapat vaksin Moderna mengalami persentase kasus breakthrough infection yang paling sedikit, hanya 0,13 persen. Dari 124.670 orang yang sudah mendapat dua dosis vaksin Moderna per 15 Agustus 2021, hanya ada 161 yang kemudian terinfeksi COVID-19.
Vaksin Pfizer
Vaksin Pfizer menempati urutan kedua sebagai vaksin corona yang paling minim kebobolan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Columbia. Dilaporkan ada 0,2 persen kasus breakthrough infection pada orang yang mendapat vaksin ini. Hal ini diketahui dari data 150.998 penerima vaksin Pfizer. Total ada 308 orang yang tetap mengalami infeksi per tanggal 15 Agustus 2021.
Vaksin Johnson & Johnson (J&J)
Vaksin J&J berada di urutan ketiga sebagai vaksin yang minim kebobolan di Columbia. Berbeda dengan dua vaksin sebelumnya yang menggunakan platform mRNA, vaksin J&J dikembangkan dengan memanfaatkan virus lain untuk memicu respons imun terhadap Covid-19. Dinas Kesehatan Columbia melaporkan dari 23.957 penerima vaksin J&J, 77 orang atau 0,32 persen mengalami kasus breakthrough infection.
AS Ungkap Data soal Vaksin Corona yang Paling Minim Kebobolan
Kamis, 12 Agustus 2021 - 11:36 WIB