Sejumlah penelitian membuktikan bahwa faktor stres dapat memicu serangan stroke atau meningkatkan faktor risiko stroke secara langsung.
Stres berkepanjangan dapat meningkatkan faktor risiko serangan stroke. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa faktor stres kronis menjadi salah satu penyebab stroke. Selain stres, penyebab lainnya antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, diabetes, penyakit jantung dan kebiasaan merokok.Dilansir dari Verywell Health , sejumlah studi dari beberapa negara berupaya mengungkap kaitan antara penyakit stroke dan tingkat stres penderitanya. Penelitian dari University of Michigan AS mengungkapkan bahwa pria yang lebih reaktif saat menghadapi stres punya peluang menderita stroke 72 persen lebih tinggi ketimbang pria yang tidak reaktif.Studi lain yang mengamati 6.553 pekerja di Jepang, menunjukkan bahwa pekerja yang punya masalah stres kerja memiliki risiko lebih tinggi terserang stroke. Risiko stroke tersebut tetap tinggi padahal faktir risiko lain seperti rokok, usia, dan konsumsi alkohol sudah dikendalikan.Sementara itu, peneliti di China juga melihat hubungn antara stres dan risiko stroke di kemudian hari. Dari hasil penelitian terungkap bahwa stres bisa meningkatkan risiko stroke hingga 22 persen, terutama jenis stroke akibat penyumbatan pembuluh darah. Wanita disebut lebih berisiko dibandingkan pria.Sejumlah ahli berpendapat bahwa stres bisa jadi penyebab stroke atau meningkatkan faktor risiko stroke secara langsung. Pasalnya, stres bisa memicu masalah penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak lewat komplikasinya seperti tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok atau obesitas.Dokter ahli stroke dari Cleveland Clinic AS Irene Katzan, MD, berpendapat bahwa stres merupakan biang stroke karena dapat memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan yang berkepanjangan di dalam tubuh, lambat laun bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung.
Waspada, Stres Dapat Memicu Serangan Stroke
Kamis, 8 Juli 2021 - 14:16 WIB