Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa terus melakukan pemantauan terhadap kinerja Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Alam Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang ada di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejak terjadi banjir bandang yang melanda sejumlah desa di dua daerah itu, Jenderal TNI Andika langsung sigap mengerahkan kekuatan untuk membantu para korban terdampak banjir bandang di Kabupaten Bima, NTB dan Pulau Adonara, Flores Timur, NTT.Orang nomor satu di Korps Angkatan Darat itu telah mengirimkan dua kapal TNI Angkatan Darat yaitu ADRI-48 dan ADRI-51 untuk membawa berbagai bantuan mulai dari logistik sembako, material alat berat, genset, dapur lapangan, mobil penjernih air bersih, hingga jembatan yang akan dipasang di tiga titik lokasi desa yang terdapat di Kabupaten Bima untuk menggantikan jembatan yang telah tersapu oleh banjir bandang beberapa waktu lalu.Tidak hanya itu, Kasad juga mengirim ratusan personel Batalyon Zeni dan Konstruksi (Yonzikon) dan Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) TNI AD untuk membantu proses pekerjaan sejumlah jembatan dan membantu pemulihan pasca banjir bandang di Kabupaten Bima dan Pulau Adonara, Flores Timur.“Misi rekan-rekan sekalian adalah misi yang sangat-sangat ditunggu karena jembatan ini penghubung dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat di sana," kata Jenderal TNI Andika Perkasa ketika memberangkatkan dua kapal TNI AD beberapa waktu lalu.Nah, kabar baik pun kini datang dari Kabupaten Bima, NTB. Prajurit TNI Angkatan Darat dari satuan Yonzikon 13/KE. Komandan Yonzikon 13/KE, Letkol Czi Letkol Alid Setiawan menyatakan, memasuki hari kedelapan ini, prajurit TNI AD telah berhasil menyelesaikan pembuatan pangkal atau pondasi jembatan Acrow Panel di kedua sisi sungai yang membelah Desa Rade dan Desa Bolo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima."Pada hari kedelapan ini kami telah menyelesaikan pembuatan pangkal jembatan, dan akan dilanjutkan dengan pemasangan Jembatan Acrow Panel. Diharapkan dalam waktu dua hari ke depan, seluruh badan jembatan telah selesai dan sudah dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua," kata Letkol Czi Alid Setiawan, Sabtu (17/4/2021).Dia menambahkan, pemasangan Jembatan Acrow Panel ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding jembatan Bailey. Menurutnya, jembatan Acrow Panel adalah pengembangan dari jembatan Bailey dan jembatan serbaguna yang dapat digunakan dalam kondisi kedaruratan.Sistem
Acrow Panel ini telah dikembangkan pada tahun 1960-an dan digunakan banyak negara baik untuk kepentingan militer maupun panaggulangan bencana. Dimana petak-petak jembatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan panjang bentangan tergantung lebar sungai.Lebih jauh lagi dia mengatakan, selain membangun jembatan Acrow Panel yang menghubungkan Desa Bolo dan Rade itu, personel Yonzipur 13/KE juga tengah memperbaiki dua jembatan lainnya di Desa Woro dan Desa Campa."Untuk jembatan di Desa Woro, sudah hampir selesai dan hanya tinggal proses meratakan dan pengerasan badan jembatan. Sedangkan perbaikan jembatan di Desa Campa akan dikerjakan usai jembatan Rade-Bolo dan jembatan Woro selesai dikerjakan," paparnya. Viva.co.id
KSAD Terus Pantau Korban Banjir Bandang di NTT dan NTB
Minggu, 18 April 2021 - 00:03 WIB