Ilmuwan Sebut Beberapa Jenis Masker Mengandung Bahan Kimia Beracun

Ilmuwan Sebut Beberapa Jenis Masker Mengandung Bahan Kimia Beracun
Ilmuwan Sebut Beberapa Jenis Masker Mengandung Bahan Kimia Beracun (Foto : )
Sejumlah ilmuwan telah menemukan bahwa beberapa jenis masker dapat menimbulkan masalah karena mengandung bahan kimia beracun.
Sejumlah ilmuwan telah menemukan bahwa beberapa jenis masker yang dikatakan dapat melindungi dari virus corona, dapat menimbulkan masalah karena mengandung bahan kimia beracun. Dilansir dari India Times , Jumat (2/4/2021) laporan berita Ecotextile menyoroti penelitian dua ilmuwan yang mengungkap soal hal ini.Profesor Michael Braungart, direktur di Institut Lingkungan Hamburg, menguji masker yang menyebabkan ruam pada orang yang memakainya. Penelitian mengungkap bahwa masker tersebut mengandung formaldehida, yang merupakan bahan kimia yang biasa digunakan untuk memberikan keharuman ‘bersih’ yang berbeda. Masker itu juga diketahui mengandung anilin yang merupakan zat karsinogen.“Apa yang kita hirup melalui mulut dan hidung sebenarnya adalah limbah berbahaya. Kami menemukan formaldehida dan anilin. Kami juga menemukan terdapat bahwa wewangian buatan yang belum diketahui pasti yang diaplikasikan untuk menutupi bau kimia yang tidak sedap dari masker,’ ungkap Braungart.“Dalam kasus masker bedah berwarna biru, kami menemukan kobalt yang dapat digunakan sebagai pewarna biru. Secara keseluruhan, kita menempatkan campuran bahan kimia di depan hidung dan mulut, yang belum pernah diuji toksitas atau efek jangka panjangnya pada kesehatan,” tambahnya.Peneliti lain, Dr Dieter Sedlak, direktur pelaksana dan salah satu pendiri Modern Testing Services di Augsburg, menemukan bahwa selain mengandung formaldehida, beberapa masker juga terbukti mengandung fluorokarbon berbahaya.Perfluorokarbon atau PFC digunakan dalam tekstil untuk menambahkan lapisan agar dapat menolak air yang biasanya ditemukan pada tas dan jaket. PFC tidak diaplikasikan untuk dihirup. Karena pemakaian masker sangat dekat dengan hidung dan mulut, dalam jangka waktu lama akan berdampak pada tingkat keterpaparan.“Sejujurnya, saya tidak menyangka PFC akan ditemukan dalam masker bedah. Ini masalah besar. Tampaknya, bahan-bahan kimia ini sengaja diaplikasikan sebagai cairan pengusir virus dalam bentuk tetesan aerosol. Namun, tetap saja penggunaan PFC di wajah. hidung, atau mata, tidak baik,” kata SedlakKedua peneliti mengatakan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk sampai pada kesimpulan bahwa semua masker berbahaya. Namun, mereka menekankan bahwa beberapa yang beredar bisa menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Oleh karena itu, diperlukan regulasi standar untuk masyarakat umum mengenai penggunaan APD kelas medis.