Myanmar Tak Gentar Disanksi, Unjuk Kekuatan di Hari Angkatan Bersenjata

Soldiers march during a Union day celebration in Yangon
Soldiers march during a Union day celebration in Yangon (Foto : )
Merasa tak gentar disanksi dunia internasional, militer Myanmar unjuk kekuatan pada Hari Angkatan Bersenjata yang jatuh pada hari ini.
Pada hari ini, Sabtu (27/3/2021) militer Myanmar merayakan Hari Angkatan Bersenjata dengan unjuk kekuatan.Seperti dilansir Channel News Asia, parade militer yang digelar di ibu kota negara, Naypyidaw, digelar di tengah keluarnya sanksi dari berbagai negara di dunia Pada tahun-tahun sebelumnya, parade militer diisi dengan defile pasukan, kendaraan lapis baja dan pesawat tempur. Meski demikian, unjuk kekuatan ini tak membuat gentar para demonstran untuk turun ke jalan, menentang kudeta oleh junta militer yang dilancarkan 1 Februari 2021.Aktivis anti-kudeta terkemuka, Ei Thinzar Maung, mendesak pengunjuk rasa untuk turun ke jalan pada hari Sabtu."Waktunya telah tiba lagi untuk melawan penindasan militer," tulisnya di Facebook.Pasukan militer semakin menindak keras dengan kekuatan mematikan pada demonstrasi yang menentang kudeta. Dalam beberapa pekan terakhir, militer menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan demonstrasi.
Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), sebuah kelompok pemantau lokal, mengatakan 328 orang telah tewas dan lebih dari 3.000 ditangkap sejak kudeta pada Februari 2021.Sementara pada hari Jumat, penjara Insein yang terkenal kejam, membebaskan 322 orang yang ditahan, menambah lebih dari 600 orang dibebaskan pada awal pekan.Aksi demonstrasi juga mencakup pemogokan yang meluas dan pembangkangan sipil oleh pegawai pemerintah, telah melumpuhkan fungsi negara.Hal ini membuat marah pihak berwenang. Dikabarkan orang-orang yang dicurigai mendukung gerakan tersebut akan ditangkap dengan menggerebek rumah warga pada malam hari.Gerakan protes ini, ditambah dengan situasi pandemi Covid-19 yang melanda Myanmar, membuat ekonomi negara itu hancur.Bank Dunia telah memperingatkan bahwa Myanmar menghadapi penurunan besar PDB sebesar 10 persen pada tahun 2021.Pada Kamis lalu, Amerika Serikat dan Inggris, telahh memberikan sanksi kepada perusahaan yang terkait militer Myanmar.Sejauh ini tekanan diplomatik hanya berdampak kecil. Washington dan London berharap bahwa memukul kepentingan keuangan militer akan membuahkan hasil.Angkatan bersenjata mendominasi banyak sektor utama ekonomi Myanmar, termasuk perdagangan, sumber daya alam, alkohol, rokok, dan barang konsumsi. SS