Benarkah Karantina di Rumah Dapat Mengganggu Kesehatan Mental?

Benarkah Karantina di Rumah Dapat Mengganggu Kesehatan Mental?
Benarkah Karantina di Rumah Dapat Mengganggu Kesehatan Mental? (Foto : )
Penelitian terbaru oleh dua orang pakar psikologi AS menyebutkan bahwa efek dari karantina di  rumah terhadap gangguan kesehatan mental, makin lama makin kecil.
Para ahli di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Mei tahun lalu, mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 berpotensi memicu gangguan kesehatan mental. Studi terbaru menyebutkan bahwa anjuran tinggal di rumah memang berdampak buruk terhadap kesehatan mental seseorang. Namun, dampaknya berkurang seiring waktu dan kemampuan individu dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru.Dilansir dari Medical News Today , penelitian sebelumnya mengungkap bahwa karantina di rumah dapat dikaitkan dengan peningkatan gejala kesehatan mental. Sebagian besar studi berdasarkan data bulan Maret 2020, melaporkan karantina menyebabkan efek kesehatan mental negatif, termasuk gejala stres pasca-trauma, kebingungan dan kemarahan.Dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh profesor psikologi, Prof Dolores Albarracin dan peneliti pascadoktoral bidang psikologi, Dr Bita Fayaz Farkhad, terungkap bahwa efek dari karantina di rumah ternyata makin lama makin kecil.Dalam risetnya, kedua pakar dari University of Illinois di Urbana-Champaign Amerika itu, mempelajari data Google Trends dari bulan Januari hingga juni 2020. Studi menemukan bahwa analisis Google Trends secara akurat dapat memprediksi tren terkait subjek seperti influenza, aktivitas ekonomi, dan bunuh diri.Secara singinfikan, kedua pakar itu menemukan bahwa terjadi penurunan pencarian untuk istilah “antidepresan” dan “bunuh diri” di Google terkait anjuran tinggal di rumah. Keduanya menduga kebijakan tinggal di rumah membuat individu makin fleksibel dalam mengatur waktu antara kehidupan keluarga, melakukan hobi, beraktivitas fisik. Seperti diketahui, aktivitas tersebut merupakan faktor-faktor yang terkait peningkatan kesehatan fisik dan mental.Para penulis studi menyebut, perubahan kesehatan mental tidak dapat hanya dikaitkan dengan kebijakan tinggal di rumah. Pandemi juga mengakibatkan banyaknya orang kehilangan pekerjaan, sakit, dan meninggal dunia.Semua hal itu dapat memicu stres dan kondisi mental yang buruk. Selain itu, populasi tertentu seperti anak-anak dan orang tua bisa jadi terisolasi selama pandemi, dan lebih rentan terhadapgangguan mental.