Ahli WHO Maria Van Kerkhove, menyebutkan bahwa sejauh ini belum ada bukti bahwa anak-anak lebih rentan terinfeksi varian baru corona.
Sejumlah varian baru corona mulai menyebar di berbagai negara dan ada anggapan bahwa anak-anak lebih rentan terinfeksi varian ini. Anggapan ini bermula dari temuan awal peneliti yang melihat kasus varian baru corona lebih banyak ditemukan pada anak-anak.Ahli penyakit infeksius dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove, menjelasakan secara umum tidak ada perbedaan yang berarti soal gejala Covid-19 pada orang dewasa dan anak-anak. Hanya saja pada anak-anak, gejala yang muncul lebih bersifat ringan.Dikutip dari akun resmi Twitter WHO, Selasa (26/1/2021) Maria menyebut, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 mungkin mengalami masalah pencernaan seperti diare atau muntah-muntah ringan. Namun, sebagian besar tidak memiliki gejala.Sementara itu, untuk varian baru corona, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Hanya saja memang kemampuannya dalam menginfeksi tampak lebih tinggi dibanding virus corona sebelumnya.Lebih jauh Maria menjelaskan bahwa kebetulan di Inggris saat itu pertemuan sekolah masih dilakukan secara tatap muka, sehingga lebih banyak kasus ditemukan pada anak-anak.“Studi yang dilakukan di Inggris tidak menunjukkan virus secara spesifik menargetkan anak-anak,” ungkap Maria.
Ini Penjelasan Ahli WHO Soal Anak-anak Lebih Rentan Terinfeksi Varian Baru Corona
Selasa, 26 Januari 2021 - 20:40 WIB