Dampak positif berhenti main media sosial di antaranya, tidur lebih nyenyak, meningkatkan interaksi langsung, lebih rileks, mencegah FOMO, dan memiliki lebih banyak waktu.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa media sosial memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental. Dilansir dari SELF, menurut psikiater Christine Moutier, MD, media sosial dapat membuat seseorang merasa rendah diri, karena terus membandingkan diri dengan orang lain.
Dia menjelaskan, penggunaan media sosial secara berlebihan juga bisa membuat seseorang merasa lebih terisolasi dari dunia luar. Dampaknya dapat semakin parah apabila berkaitan dengan harga diri, stres, kecemasan atau bahkan depresi.
Apabila sudah timbul kondisi seperti ini, maka salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah berhenti main media sosial. Caranya dengan menonaktifkan sementara atau permanen akun media sosial. Setelah itu, hapus aplikasi media sosial dari ponsel.
Berikut lima dampak positif yang bisa didapatkan ketika berhenti main media sosial:
Tidur lebih nyenyak
Kebiasaan bermain ponsel termasuk melihat media sosial sebelum tidur, dapat mengganggu kualitas tidur, karena cahaya buatan dari ponsel bisa mengganggu produksi melatonin tubuh. Melatonin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk membantu tidur. Tidur bisa lebih cepat dan nyenyak jika Anda tidak bermain ponsel dan media sosial sebelum tidur.
Meningkatkan interaksi langsung
Penggunaan media sosial secara berlebihan dapat mengorbankan interaksi langsung dengan teman dan keluarga. Dengan berhenti menggunakan media sosial, akan mendorong seseorang untuk terlibat interaksi langsung dengan orang lain. Manfaatnya dapat tercipta hubungan yang lebih erat.
Lebih rileks
Profesor psikologi di Kent State University, Jacob Barkley, Ph.D, mengatakan bahwa berhenti dari media sosial dapat membantu beberapa orang mengurangi kecemasan dan stres. Sebab, tidak ada tuntutan untuk menanggapi komentar baru atau membalas pesan masuk. Dengan begitu, seseorang bisa menjadi lebih rileks.
Mencegah FOMO
Berhenti dari media sosial dapat membantu mencegah fear of missing out (FOMO) atau kekhawatiran berlebihan karena takut ketinggalan tren. Menurut Andrew Lepp, Ph.D, ketika seseorang terhubung ke jaringan yang sangat besar lewat media sosial, maka orang tersebut dapat merasakan tidak berada di lingkungan yang tepat. Akibatnya, dia bisa berpikir ada tempat lain yang lebih menarik. Hal ini memicu orang tersebut untuk terlibat karena khawatir akan tertinggal.
Lebih banyak waktu
Jika seseorang berhenti mendedikasikan waktu untuk mermain media sosial, maka dia bisa menggunakan waktunya untuk hal lain. Misalnya berjalan-jalan atau berolahraga. kegiatan semacam ini bisa menurunkan kecemasan, berbanding terbalik dengan penggunaan media sosial.
Baca Juga :