Hasil studi mengungkapkan bahwa sejumlah pasien Covid-19 mengalami gejala psikotik parah meliputi delusi liar hingga halusinasi.
Sejumlah pasien Covid-19 menunjukkan gejala yang aneh dan tak terduga, yaitu mengalami gejala psikotik parah. Gejala psikotik parah termasuk delusi liar hingga halusinasi. Gejala ini muncul setelah terinfeksi Covid-19.Psikotik adalah suatu gangguan mental yang ditandai dengan diskoneksi dari kenyataan. Psikotik dan pandemi telah dikaitkan sebelumnya. Para peneliti pun terus berjuang untuk memahami kenapa gejala ini muncul.Sejumlah penelitian di seluruh dunia telah menyelidiki masalah ini selama setahun terakhir. Sebuah studi yang diterbitkan pada November menemukan bahwa 1 dari 5 orang yang didiagnosis dengan Covid-19 menerima diagnosis kejiwaan dalam 3 bulan setelahnya.Yang mengejutkan, 1 dari 4 orang ini tidak memiliki riwayat masalah kesehatan mental sebelum terinfeksi. Sebagian besar diagnosis ini paling sering dikaitkan dengan kecemasan, depresi, atau insomnia. Namun lebih dari 1.200 pasien didiagnosis dengan gangguan psikotik.Dilansir dari IFL Science , Rabu (30/12/2020) sebuah studi kasus dari seorang wanita berusia 55 tahun di Inggris menjelaskan bagaimana dia mengalami gejala psikotik yang terus-menerus setelah terinfeksi Covid-19. Sebelumnya dia tidak memiliki riwayat penyakit mental.Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan keluar dari rumah sakit, beberapa dari kemudian dia masuk rumah sakit lagi karena menunjukkan perilaku tidak biasa seperti orang bingung. Saat ia bertingkah aneh, perempuan itu mulai percaya bahwa kucingnya adalah singa dan melihat monyet melompat keluar dari tas paramedis.Pasien terus mengalami delusi yang menganggu selama 34 hari tetapi akhirnya berhenti melaporkan pikiran paranoid 52 hari setelah gejalanya pertama kali muncul. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa hal ini bisa terjadi akibat cerminan dari masalah kesehatan mental yang muncul selama pandemi akibat isolasi diri, kecemasan tentang penyakit dan masalah keuangan.Secara garis besar diketahui juga bahwa berbagai penyakit fisik juga dapat memicu gangguan kesehatan mental. Ada juga banyak bukti kuat yang menyatakan bahwa Covid-19 terlibat dalam berbagai komplikasi otak dan gejala neurologis, dari stroke dan kejang hingga kehilangan ingatan hingga kurangnya konsentrasi, sesuatu yang disebut dengan “kabut otak’.Penelitian juga mengidentifikasi perubahan fisik pada otak yang terkait dengan penyakit Covid-19. Namun, masih belum pasti apakah ini bukti virus secara langsung menyerang jaringan otak atau kerusakan tidak langsung yang diakitkan oleh infeksi.Menariknya, ada sejarah panjang soal penyakit mental dan wabah penyakit. Karl Menninger, seorang psikiater di Rumah Sakir Psikopat Boston, adalah salah satu banyak dokter yang mencatat bahwa sejumlah gangguan mental yang mengejutkan didokumentasikan pada orang yang selamat dari pandemi flu Spanyol tahun 1918. Para peneliti juga menemukan beberapa hubungan antara kesehatan mental dengan wabah virus corona lainnya, seperti SARS atau MERS.
Hasil Studi Ungkap Sejumlah Pasien Covid-19 Alami Gejala Psikotik Parah
Selasa, 5 Januari 2021 - 14:11 WIB