Candi Pawon ternyata menyimpan beberapa misteri. Mulai dari lubang angin yang tidak pada umumnya (biasanya tidak ada pada bangunan candi), pula ada arca yang dikabarkan raib hanya tersisa bekas dudukannya.
Candi Pawon memang tidak sepopuler Candi Borobudur ataupun Candi Mendut. Namun candi ini termasuk dalam rangkaian penting upacara keagamaan Budha 'Waisak'.
Pun, candi ini punya daya tarik untuk bikin orang datang ke sini. Ada beberapa misteri yang menyelimuti Candi Pawon.
Pada candi ini ada lubang angin yang tidak pada umumnya ada pada sebuah candi, atau ada bekas tempat dudukan arca yang dikabarkan raib.
[caption id="attachment_374816" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Saya beberapa kali numpang lewat kawasan Candi Pawon. Itu karena candi ini berada di satu garis lurus antara Candi Mendut dan Candi Borobudur. Bentuknya yang kecil memang tidak segagah Candi Mendut, apalagi Candi Borobudur. Namun dari sisi artistik sebenarnya cukup menarik.
Informasi tentang lubang angin dan arca yang raib tadi, membuat saya kemudian mampir juga ke Candi Pawon. Lokasinya berada di tengah perkampungan Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
[caption id="attachment_374817" align="alignnone" width="900"]
Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Keunikan Candi Pawon adalah bentuknya. Dilihat sekilas mirip arsitektur candi Hindu yang ramping dan runcing. Padahal ini adalah candi Budha. Itu bisa dilihat dari beberapa stupa yang menghiasi atapnya. Juga relief yang menggambarkan kehidupan agama Budha waktu itu.
"Ini sejaman bahkan berada satu rangkaian garis lurus antara Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur. Bisa dilihat pada reliefnya juga ada kesamaan motif diantara ketiganya," jelas salah satu pemandu wisata yang saya temui saat sama-sama mau masuk kompleks Candi Pawon.
[caption id="attachment_374820" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Setelah lapor ke petugas jaga, saya langsung masuk ke dalam candi karena penasaran dengan lubang angin dan bekas dudukan arca.
[caption id="attachment_374821" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Beberapa candi Budha yang pernah saya kunjungi seperti Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi Sewu Sewu, maupun Candi Plaosan, semuanya tak ada lubang angin atau ventilasi. Ini menimbulkan reka-reka, apa sebenarnya fungsi Candi Pawon pada masa itu.
[caption id="attachment_374822" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Dari catatan yang tertempel di papan informasi Candi Pawon, tertulis bahwa seorang ahli epigrafi asal Belanda J.G. de Casparis mencoba mengungkap fungsi candi ini dari namanya. Saat itu masyarakat menamakannya pawon.
Dalam istilah Jawa pawon berasal dari kata peawuan dengan kata dasar awu atau abu. Ada kemungkinan ini dulu tempat perabuan atau penyimpanan abu kremasi raja-raja dari Dinasti Syailendra pada abad 8 hingga 9 Masehi. Makanya ada lubang angin untuk keluar masuk udara.
Candi Pawon sendiri pertama kali ditemukan di tengah hutan pada tahun 1900. Kemudian dipugar dari tahun 1903 hingga 1908.
[caption id="attachment_374819" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Misteri selanjutnya adalah bekas dudukan arca yang terdapat pada lantai dalam candi. Terindikasi dari Prasasti Karangtengah (824 M) menyebutkan bahwa di dalam candi ada arca Budha yang bersinar.
Para ahli kemudian menduga jika arca itu adalah arca Bodhisatwa yang terbuat dari perunggu sehingga berkilat memancarkan sinar. Namun keberadaan arca hingga sekarang tidak terlacak. Kemungkinan dicuri atau dihancurkan oleh kerajaan yang menaklukan Wangsa Syailendra pada masa itu.
Sayang sekali.
Teguh Joko Sutrisno | Magelang, Jawa Tengah
Baca Juga :