Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir

Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir
Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir (Foto : )
Kopi Sirap bukan kaleng-kaleng. Lokasinya juga bukan biasa-biasa saja. Kafenya ada di tengah kebun kopinya langsung! Wow! Kereeennn ...
Namanya Doesoen Kopi Sirap. Agak masuk sih lokasinya, namanya juga kebun ya. Tapi jangan bayangkan ini kebun yang penuh dengan semak. Sebaliknya, kebun kopi Sirap meski dikelola warga desa tapi sangat rapi tertata. Kafenya sendiri juga dikelola kelompok tani setempat di sebuah halaman lapang persis di tengah-tengah perkebunan kopi. [caption id="attachment_345410" align="alignnone" width="900"]Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Sesuai namanya, dusun kopi ini lokasinya di Dusun Sirap, Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi lewat jalan raya Semarang - Yogyakarta. Pas di tanjakan Bedono, masuk ke jalan desa sebelah barat. Terus naik dan berkelok ke lereng Gunung Kelir. Gak lama kok, 15 menit saja sudah sampai di tengah perkebunan kopi.
Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung KelirFoto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV Kebetulan pas bulan-bulan Juli ini kopinya lagi berbunga. Sebagian malah sudah berbuah matang dan siap petik. [caption id="attachment_345418" align="alignnone" width="900"]Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Kafe Kopi Doesoen Sirap sendiri berbentuk bangunan joglo kayu semi batu bata. Serasi dengan alam sekitarnya yang serba hijau. Depan, samping, dan belakang berhadapan dengan tanaman kopi yang lebat. [caption id="attachment_345423" align="alignnone" width="900"]Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Kebetulan sekali pas masuk ke kedai kopi saya bertemu dengan Pak Ngadiyanto (45). Ia adalah ketua Kelompok Tani di Dusun Sirap yang punya gagasan membangun dusun jadi desa wisata kopi. Dari membuat jalur trekking kebun, wisata petik kopi, melihat warga desa mengolah kopi, hingga menyeruput kopi di kafe kebun. [caption id="attachment_345425" align="alignnone" width="900"]Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Ia bercerita, tanaman kopi Dusun Sirap dan dusun lainnya di lereng Gunung Kelir bukanlah sembarangan atau kaleng-kaleng. Tapi ini kopi juara. Kopi hasil petikan salah satu kelompok tani di sini pernah meraih penghargaan dalam kompetisi kopi nasional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkako) Jember, Jawa Timur. [caption id="attachment_345429" align="alignnone" width="900"]Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir Ngadiyanto (45). Ia adalah ketua Kelompok Tani di Dusun Sirap yang punya gagasan membangun Dusun jadi desa wisata kopi. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] "Ada tiga varietasnya yang ditanam di sini, yaitu robusta, arabika, dan excelsa. Dulu lahan yang sekarang dipakai adalah bekas perkebunan kakao, makanya ada taste coklat atau mocca yang dihasilkan kopi Dusun Sirap," jelas Ngadiyanto. Selain taste mocca, lanjutnya, ada satu lagi kopi dari Dusun Sirap yang punya citarasa spesial dan jarang ada di daerah lain. "Ada yang namanya kopi jenis Excelsa, kalau diseduh itu muncul aroma nangka, begitu juga saat disruput taste nangkanya juga terasa," kata Ngadiyanto sambil bergegas ke dapur untuk menyeduh kopi Excelsa. Saya ikut mencecap kopi khas Gunung Kelir ini. Sekali dua kali sruput masih belum berasa banget nangkanya. Maklum saya bukanlah pecandu kopi berat. Jadi butuh adaptasi lah. Barulah pada sruputan berikutnya saya mulai merasakan ada aroma dan taste nangka tersebut. [caption id="attachment_345434" align="alignnone" width="900"]Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Lain lagi dengan kopi robusta yang jadi andalan Dusun Sirap ini. Sekali coba langsung kena. Kopinya mantap dan ada rasa moccanya. Dan pahitnya tidak terlalu keras. Mungkin pas proses roastingnya memang disetel medium. Kalau disetel dark gitu mungkin pahitnya lebih kuat. "Secara umum yang jadi andalan di sini memang kopi jenis robusta, dan jenis ini juga yang pernah meraih penghargaan nasional. Sifat tanah dan ketinggian lokasi, iklim dan suhu udara sangat mempengaruhi hasil kopi, karena jenis robusta sangat baik di ketinggian 700 hingga 1000 meter dari permukaan laut, dan Dusun Sirap ada di titik itu," ungkap Ngadiyanto. Dari kedai kopi saya diajak jalan menuju ke kebun. Ada jalan setapak yang dibuat sedemikian rupa untuk jalur trekking. Jika pas musimnya, pengunjung bisa mencium semerbak bau bunga kopi dan melihat buah kopi yang merah merona. Di beberapa titik juga ada gazebo untuk rebahan. [caption id="attachment_345416" align="alignnone" width="900"]Yuk Nyeruput Nikmat Kopi Sirap di Dusun Lereng Gunung Kelir Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] O ya. Mampir ke kampung juga jadi ide bagus. Bisa lihat langsung bagaimana kesibukan warga mengolah biji kopi. Dari menjemur, mengupas, roasting, hingga jadi serbuk kopi siap seduh. Untuk mencecap kopi di kedai Dusun Sirap ini aman-aman saja di kantong. Antara 10 hingga 15 ribu rupiah saja sudah bisa menikmati kopi juara dari lereng Gunung Kelir. Menu lainnya yang bikin tambah nikmat adalah jajanan ndeso peneman kopi. Ada singkong rebus, pisang goreng, ceriping, serta mendoan hangat. Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah