AntvKlik - Para jawara Betawi seperti Pitung, jaman dahulu selalu menyertakan golok yang diselipkan di bagian pinggang, dan hingga kini menjadi ciri khas.
Golok yang sehari – harinya digunakan sebagai perkakas dan alat perlindungan diri, bagi masyarakat Betawi juga digunakan sebagai pelengkap pakaian tradisional bagi lelaki.
Di sebuah perkumpulan seni Jalan Tangan Betawi Muda (JBTM) di kawasan Kampung Krukut, kecamatan Limo, ada golok yang bentuknya berbeda dari golok yang biasa ditemui. Golok yang berada di sana, penjangnya mencapai 4,5 meter dengan berat 200 kilogram, sehingga tak heran, jika golok tersebut menjadi golok terbesar se – Kota Depok dan akan diikut sertakan dalam arak – arakan ulang tahun Kota Depok pada 27 April mendatang.
Golok raksasa tersebut dibuat oleh tangan–tangan terampil Mat Roji dan adiknya, Junaedi, yang sudah membuat golok sejak tahun 1987. Golok khas jawara Betawi yang disebut Sorenan itu, terbuat dari baja galvanis setebal 3,5 milimeter, panjang 350 sentimeter dan lebar 35 sentimeter, sementara gagangnya, terbuat dari kayu Sono Kembang, dan sarungnya terbuat dari kayu Duren.
Mat Roji mengaku, proses membuat golok Sorenan raksasanya terbilang cukup cepat, karena hanya memakan waktu kurang dari dua minggu. Dalam proses pengerjaan, Mat Roji dan Junaedi adiknya, saling berbagi tugas, Mat Roji yang membuat gagang dan sarung, sementara Junaedi yang membuat bilah golok.
“Sempat terkendala bahan bakunya susah nyarinya, harus nunggu satu minggu dulu baru ada. Kayu Duren dan kayu Sono Kembangnya kan kita buatnya utuh, tidak dipotong–potong,” tutur Mat Roji saat ditemui di sanggar JBTM, Kamis (4/4/2019).
Mat Roji juga menuturkan pengalamanya selama membuat golok Sorenan, bahwa untuk memulai pembuatannya tidak bisa sembarangan. Pembuatan golok harus didasari ridho orang tua dan bertujuan untuk mendoakan para leluhur dengan keikhlasan. “Di sarung goloknya juga ada galur (garis) itu jumlahnya ganjil.