www.antvklik.com-
Memasuki pekan ketiga fase tanggap darurat di Palu, Donggala, hingga Sigi, upaya pemenuhan kebutuhan pokok para pengungsi masih berjalan. Selain pemberian bahan pangan, logistik, dan layanan medis, Aksi Cepat Tanggap (ACT) turut mendirikan sejumlah titik dapur umum di wilayah terdampak. Salah satunya di dekat posko kemanusiaan ACT di Sirenja, Kabupaten Donggala.Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, menjadi salah satu wilayah di Sulawesi Tengah, yang sempat terisolir karena longsor menutupi akses jalan utama, aliiran listriknya masih terputus hingga kini pasca gempa dan tsunami 28 september lalu.Minggu 14 Oktober lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memotong 5 ekor sapi untuk warga kecamatan Sirenja. Salah satunya yang mendapatkan 1 ekor sapi potong adalah warga Desa Lompio. Sapi ini disediakan untuk dapur umum warga desa Lompio yang diinisiasi oleh ACT.Pemberian sapi oleh para relawan merupakan bagian untuk memperhatikan kompisisi gizi, selain memberikan beras lauk pauk, telur dan air mineral, karena dikhawatirkan imunitas warga desa menurun katena selama berada di pengungsian hanya mengkonsumsi makanan seadanya, seperti mie instan." Untuk wilayah Sirenja, kami diawal konsen dipangan, logistik, kita bombardir sembako, minyak goreng, gula dan lain-lain. Untuk menjaga gizi mereka kita bikin dapur umum. Untuk menyeimbangkan gizi mereka yang mana sudah menurun setelah 2 minggu di pengungsian," ujar Lukman Solehudin. Ketua Posko ACT Wilayah Sirenja.Posko ACT di wilayah Sirenja turut menyediakan layanan medis, dengan menyediakan 1 dokter, 1 perawat, 1 apoteker, dan 1 bidan, beserta obat-obatan. ACT juga menyediakan beberapa solar cell untuk penerangan lampu jalan di 5 titik di kecamatan Sirenja.Selain memperhatikan asupan gizi para pengungsi, kehadiran para relawan juga melakukan aksi trauma healing bersama anak-anak desa Lompio, dengan mengajak mereka bermain bersama, menghadirkan suasana ceria, mereka tertawa bersama, seakan telah melupakan derita musibah gempa dan tsunami yang telah melanda mereka. Sinar (11) siswi SDN 10 Lompio, sore itu terlihat gembira bermain bersama kawan-kawannya dengan permainan yang dipandu oleh Arini (27) seorang gadis relawan ACT."Senang sekali, bisa lupa sebentar," ujar Nuzul sambil senyum,dan memegang hadiah yang diberikan oleh Arini untuk menghibur mereka.Saat gempa terjadi, Sinar sekeluarga selamat melarikan diri, dengan lari ke gunung.Sama seperti Sinar, Nuzul (7) siswi kelas 2 SDN 10 Lompio, juga tersenyum tersipu malu, saat diberi hadiah oleh Arini."Senang betul," ungkap Nuzul.Kehadiran singkat Arini sore itu, seakan membuat mereka lupa akan trauma guncangan yang mereka alami. "Sampai ketemu lagi, sekolah yang pinter ya," ujar Arini sambil melambaikan tangan kepada anak-anak. Seakan berat ditinggalkan Arini, mereka terus mengikuti mobil yang ditumpangi Arini. "Daaa Kak, terima kasih yaa," ujar mereka kompak.Laporan Shandi March dan Bambang Supriyanto dari Kabupaten Donggala
Relawan ACT Lakukan Trauma Healing Kepada Anak Korban Gempa
Senin, 15 Oktober 2018 - 18:24 WIB