Ratusan pendaki berada di kawasan pelawangan, puncak dan danau Gunung Rinjani saat gempa terjadi. Empat pendaki dari Kampus Universitas Muhammadiyah Solo baru saja akan mendaki puncak dari Pelawangan ,namun tetiba merasakan guncangan gempa di Rinjani dan melihat longsoran. Mereka segera kembali menuju tenda, cepat berkemas dan sejumlah barang ditinggal. Saat turun dari pelawangan, tiba-tiba sebuah pohon tumbang di depan mereka. Di dekat mereka, dua anak kecil menangis.Wiranto Tri Setadi , Mahasiswa Fakultas Hukum UMS, bersama rekan mahasiswanya Ade Andrian (19) serta dua Dosen mereka M Junaidi dan Galang Taufani memang sengaja baru mendaki ke puncak pada pukul 7.00 pagi. Biasanya, para pendaki akan berjalan pada dini hari sekitar pukul 01.00-0.2.00 dini hari agar bisa mencapai puncak pada pagi hari. Saat gempa terjadi dosen dan mahasiswa ini telah melewai sumber mata air namun belum sampai di punggungan puncak rinjani yang berpasir dan kerikilWiranto dan kawan-kawan diguncang gempa dan melihat longsoran di tebing segara anak yang tampak di seberang kanan jalan setapak menuju puncaj. Mereka langsung mengurungkan niat ke puncak dan segera kembali ke tenda. Di Pelawangan, mereka masih merasakan gempa suslan. "kita gak sempat ambil, foto, gempa susulan masih terasa. barang banyak yang kita tinggal, bahkan banyak pendaki lain yang ninggalin tenda" ujarnya.[caption id="attachment_124994" align="alignnone" width="900"]
Jalan turun dari pelawangan sembalun retak akibat gempa 6,4 SR di NTB[/caption]Selang beberapa menit mereka turun bersama para pendaki lain. Beberapa menit jalan menurun, tak jah dari posisi mereka , tetiba sebuah pohon tumbang di depan mereka. Beruntung, pohon tersebut tidak menimpa para pendaki dan juga tidak menghalangi jalan. Namun jalan setapak menuju pos empat banyak yang mulai retak tentu bikin jantung gemeretak. Padahal jalan setapak masih cukup curam. Saat itu , Wiranto melihat dua anak kecil menangis. Mereka semepatkan diri menghibur dan meyakinkan dua bocah bule lelaki dan perempuan yang turun bersama mereka.Wiranto dan kawan-kawan akhirnya sampai di Pos 2 sembalun, Minggu (29-7-2018) sekitar pukul 11. Di sini, sudah tidak ada tebinga lagi, jalan pun sudah mulai mendatar. Namun tak lama dia beristirahan, para pendaki dimina segera berjalan turun lagi menuju pos satu. Pasalnya, jembatan di Pos 2 mulai retak. Mereka akhirnya sampai jalan raya di kaki Rinjani sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Sementara ratusan pendaki yang terjebak berada di danau segara anak saat gempa melanda Lombok akhir pekan lalu[caption id="attachment_124996" align="alignnone" width="900"]
empat pendaki UMS, dua dosen dan dua mahasiswa sampai di Pos 2 Sembalun[/caption]Dua Mahasiswa dan Dua Dosen Pendaki turun dari Rinjani setelah gempaWiranto dan rekan-rekannya memang kerap mendaki gunung. Namun, baru kali pertama ini mereka mendaki rinjani dan gagal ke puncak gegara gempa. Lantas apakah mereka kapok? Tidak, satu saat mereka pasti akan kembali melihat cantiknya Gunung Rinjani....
Kisah Mahasiswa dan Dosen Pendaki Saat Gempa di Rinjani
Senin, 30 Juli 2018 - 22:46 WIB