“Pada saat itu posisi aku di satu lingkungan yang akhirnya kenal sama ibu-ibu lain yang situasinya mirip sama aku. Di mana, PR perjuangan mereka lebih banyak. Jadi, aku merasa ibu-ibu dan anak-anaknya ini situasinya lebih membutuhkan dan lebih perlu,” ujar Denada.
“Jadi, aku selalu bilang sama teman-teman yang mau bantu ‘mungkin bisa disalurkan atau diarahkan ke sini, karena mereka lebih perlu’,” paparnya.
Meskipun memilih untuk berjuang sendiri dan menolak donasi, namun Denada denggan menghakimi pihak-pihak yang telah menggalang donasi.
“Sampai saat ini, aku tidak merasa bagaimana gitu dengan orang yang melakukan penggalangan dana atau open donasi,” kata Denada.
“Karena setiap orang itu punya medan perang yang berbeda-beda. Punya situasi dan kondisi yang kita nggak tahu apa,” tandasnya.