“Awalnya itu aku diberitahu sama senior, habis itu daftar. Jadi awalnya itu cuma iseng. Alhamdulillah temen-temen, senior-senior kan suka bilang kamu punya bakat, cobalah, akhirnya ikut aja,” jelasnya.
Kecintaannya pada musik koplo ternyata tak main-main. Ia telah berkomitmen untuk fokus dan bisa terus berkarya di genre musik ini, terlebih dengan lagu-lagu Jawa.
Niat besar itu tak lantas membuatnya hengkang dari profesi awalnya sebagai anggota Polri. Menurutnya, menjadi polisi dan penyanyi koplo adalah dua hal yang bisa berjalan beriringan dan tidak perlu dibandingkan.
Baginya, tak terlalu sulit untuk membagi waktu sebagai polisi dan penyanyi koplo. Kendala yang mungkin muncul di kemudian hari bisa ia atasi dengan komunikasi yang baik. Terlebih, ia mendapat dukungan penuh dari pihak Polres Salatiga Polda Jawa Tengah sebab bermusik adalah salah satu kegiatan yang positif.
“Saya ingin berkarya, apalagi dengan lagu-lagu Jawa. Insya Allah pengen berkarya setelah dari ajang ini, semoga dapat jalan,” tutur Afridian.
“Di Polri tetep jalan, yang paling penting dikomunikasikan dengan baik. Tapi yang utama tetep dinas di Polri. Tapi nanti kan ada waktu di luar jam dinas. Polri juga tidak terlalu menekan, karena ini adalah salah satu kegiatan yang positif ya kita bisa berkarya,” pungkasnya.