Antv – Meskipun Abhijeet Bhattacharya, penyanyi playback, tidak lagi bekerja sama dengan Shah Rukh Khan setelah film Billu (2009), tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa lagu terkenal mereka muncul selama kolaborasi mereka.
Dari Badi Mushkil Hai di Anjaam, Zara Sa Jhoom Loon Mein di Dilwale Dulhaniya Le Jayenge, dan Main Koi Aisa Geet di Yes Boss hingga judul lagu di Baadshah, Tumhe Jo Maine Dekha di Main Hoon Na, dan Dhoom Taana di Om Shanti Om, kemitraan musik keduanya benar-benar menjadi ikonik.
Nedil Bhattacharya, baru-baru ini, memberikan pandangan tentang status Baadshah Bollywood dan mencatat bahwa kepribadian mereka tidak jauh berbeda. Sambil memuji Shah Rukh Khan, penyanyi ini menggambarkan aktor tersebut sebagai individu yang mandiri dengan harga diri dan martabat, sifat-sifat yang juga diakui oleh Bhattacharya dalam dirinya. "Kami tidak memiliki ego, tetapi kami memiliki harga diri," katanya dalam wawancara dengan Lehren Retro.
Meskipun mencoba mengatasi perbedaan pribadi di antara mereka beberapa kali, Bhattacharya mengakui bahwa upayanya sia-sia. Ia juga menambahkan bahwa Shah Rukh Khan adalah individu yang sangat komersial yang tahu bagaimana memanfaatkan sumber daya dan mengatasi hambatan menuju kesuksesan.
"Meskipun, menyebutnya sebagai anti-nasional adalah suatu kesalahan besar. Banyak yang mencoba menyudutkannya, tetapi sebenarnya, tidak ada nasionalis yang lebih besar daripada Shah Rukh Khan. Lihatlah film-film yang telah ia hasilkan, seperti Phir Bhi Dil Hai Hindustani, Swades, Asoka, dan lainnya. Bagaimana mungkin tuduhan semacam itu dilemparkan kepadanya, terutama karena ia selalu mempromosikan budaya Hindu di karya-karyanya?" ujar Bhattacharya.
"Diantara para Khan, Shah Rukh Khan adalah satu-satunya yang benar-benar memiliki semangat nasionalis. Yang lainnya sebenarnya tidak memiliki keterkaitan dengan nasionalisme," tegasnya.
Namun, pada tahun 2016, Bhattacharya mengecam Shah Rukh Khan, Salman Khan, Aamir Khan, dan Karan Johar, antara lain, karena menggunakan artis asal Pakistan dalam film mereka setelah serangan teroris Uri.
