Antv – Film Bollywood mengandung banyak hal yang patut mendapat apresiasi, dari kisah berkualitas, akting fenomenal, hingga dialog yang penuh makna. Bagaimana selengkapnya?
Bollywood, harta karun keajaiban sinematik, telah memberi penonton lebih dari sekadar visual menawan dan lagu-lagu penuh kenangan.
Film Bollywood juga telah memberi kita dialog yang tak terlupakan yang telah terjalin menjadi permadani budaya pop.
Dialog ini bukan hanya kata-kata yang diucapkan oleh karakter. Semua itu adalah ekspresi yang telah menjadi bagian dari percakapan kita sehari-hari.
Berikut ini adalah deretan dialog epik Bollywood yang telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di hati dan pikiran kita sebagai penggemar setia.
1. "Mere paas maa hai." - Deewaar (1975)
Arti: “Aku mempunyai ibu.”
Dialog ikonik yang dibawakan oleh karakter Amitabh Bachchan dalam Deewar merangkum kekuatan cinta dan pengorbanan seorang ibu. Itu telah menjadi ekspresi universal untuk menilai sesuatu yang tak ternilai harganya.
2. "Kitne aadmi?" - Sholay (1975)
Arti: “Berapa banyak orang?”
Pertanyaan mengancam Gabbar Singh di Sholay identik dengan intimidasi yang jahat. Penggambaran Amjad Khan mengubah dialog ini menjadi slogan yang mengerikan.
3. "Rishte mein toh hum tumhare baap lagte hain, naam hai Shahenshah." - Shahenshah (1988)
Arti: “Kami ayahmu dalam hubungan ini, namanya Shahenshah.”
Amitabh Bachchan kembali menyerang dengan dialog kuat yang memperkenalkan karakternya di Shahenshah. Ini adalah deklarasi otoritas yang telah teruji oleh waktu.
4. "Aaj ek hasi aur baant lo, aaj ek dua aur maang lo." - Amar Akbar Anthony (1977)
Arti: “Bagikan satu senyuman lagi hari ini, mintalah satu berkah lagi hari ini.”
Amar Akbar Anthony dari Manmohan Desai memberi penonton dialog mengharukan yang merangkum semangat persatuan dan kemurahan hati, bergema bahkan hingga hari ini.
5. "Pushpa, aku benci air mata." -Amar Prem (1972)
Penggambaran sensitif Rajesh Khanna dalam Amar Prem mengabadikan kalimat ini, yang menangkap empati dan keinginan untuk meringankan rasa sakit seseorang.
6. "Kabhi kabhi kuch jeetne ke liye kuch haarna bhi padta hai, aur haar kar jeetne wale ko baazigar kehte hain." - Baazigar (1993)
Arti: “Terkadang kau harus kehilangan sesuatu untuk memenangkan sesuatu, dan dia yang menang setelah kalah disebut pesulap.”
Dialog Shah Rukh Khan di Baazigar mendefinisikan ulang konsep anti-pahlawan. Ini adalah pengingat bahwa jalan yang tidak konvensional dapat membawa pada kemenangan.
7. "Don ko pakadna mushkil hai nahin, namumkin hai." - Don (2006)
Arti: “Sulit untuk menangkap Don, tidak, itu tidak mungkin.”
Penggambaran modern Shah Rukh Khan pada karakter klasik Amitabh Bachchan di Don memberi kita dialog ini yang menjadi simbol tantangan dan tekad.
8. "Aata majhi satakli." - Singham (2011)
Penyampaian intens Ajay Devgn di Singham mengubah dialog Marathi ini menjadi slogan nasional untuk menegaskan otoritas dan menegaskan diri sendiri.
9. "Tareekh pe tareekh." - Damini (1993)
Arti: “Date Pay Date.”
Dialog penuh semangat Sunny Deol dalam Damini menyoroti rasa frustrasi dari sistem peradilan yang lambat dan menjadi rujukan pada penundaan yang tiada akhir.
10. "Bade bade deshon mein aisi chhoti chhoti baatein hoti rehti hai, Senorita." - Dilwale Dulhania Le Jayenge (1995)
Arti: “Hal-hal kecil seperti ini terjadi di negara-negara besar, Nona.”
Dialog menawan Shah Rukh Khan dalam Dilwale Dulhania Le Jayenge telah menjadi referensi menawan untuk momen-momen kecil tapi penting dalam hidup.