Amarnath Yatra merupakan sebuah simbol besar dari kerukunan komunal, persaudaraan timbal balik di antara berbagai komunitas yang berbeda.
Pada rute tersebut, kereta kuda, punis dan pithus adalah milik komunitas Muslim.
Selain itu, umat Muslim juga memasang jangkar di banyak tempat di sepanjang jalan.
Sejumlah besar pekerja Muslim dari wilayah Poonch, Rajouri, Reasi, Kishtwar dan Doda di provinsi Jammu juga pergi bekerja sebagai puniwala, pithuwala dan palkiwala dalam yatra ini.
Di tepi Nala Indus, dari base camp di Bal Tal di distrik Ganderbal ke Gupha, umat Muslim telah mendirikan kios-kios kecil di lusinan tempat di sepanjang jalan, yang merupakan lembaga-lembaga utama yang menyediakan pelayanan lokal bagi para peziarah Amarnath selama ziarah tahunan.
Tidak hanya itu, mereka juga memandu para peziarah dalam berjalan di jalan setapak, menunjukkan jalan.
Para Muslim lokal terlihat menggendong para peziarah di pundak mereka atau di tandu.Mempertaruhkan nyawa mereka dan menantang perjalanan yang sulit, hujan, kondisi cuaca yang panas dan lembab, serta lumpur dalam perjalanan menuju gua suci, para penyedia layanan lokal termasuk pooniwala dan pembawa tandu, Amarnath, berhasil memberikan perjalanan yang aman dan nyaman bagi para peziarah.
Selama Yatra, ratusan warung langar juga telah didirikan dalam perjalanan dari Lakhanpur ke Gupha, di mana terdapat sejumlah besar umat Hindu dan juga Muslim yang memasak, makan dan membagikan makanan. Sebuah contoh harmoni yang luar biasa terlihat.