Antv – Film Adipurush, karya sutradara Om Raut, telah menciptakan aksi anarkis dan kegemparan nasional yang tak terduga, dipicu oleh protes dan kritik keras yang tidak kunjung reda.
Namun, keberatan yang muncul lebih dari sekadar kekurangan teknis yang disoroti oleh para pengunjuk rasa.
Pada dasarnya, yang membuat marah banyak orang adalah penghinaan terhadap sebuah karya epos suci, Ramayana, yang merupakan kisah yang dihormati oleh umat Hindu dan India secara luas.
Film ini dianggap tidak memahami esensi kisah tersebut dan mengabaikan nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya.
Dalam film ini, dialog-dialog yang terlalu konyol dan mengerikan serta penggambaran karakter-karakter utama dengan cara yang sugestif, semuanya telah menjadi pemicu badai sosial yang menarik reaksi keras dari masyarakat dalam berbagai lapisan.
Pada hari Senin (19/6/2023), sebuah protes di Lucknow memperoleh momentum ketika anggota Serikat Bharatiya Kisan turun ke jalan menentang film ini di Hazratganj Kotwali, sebuah kota di Uttar Pradesh.
Kejadian ini menjadi penting karena Uttar Pradesh merupakan tempat kelahiran Ram di Ayodhya.
Sentimen keagamaan sangat kuat di negara bagian ini, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Ramayana sangat dihormati.
Para pengunjuk rasa menegaskan bahwa film ini telah menghina kitab suci dan Sanathan Dharma dengan cara menghadirkan dialog-dialog merendahkan dan penggambaran karakter kunci dalam epos ini dengan cara yang tidak patut.
Mereka menuntut agar laporan polisi (FIR) diajukan terhadap Om Raut, penulis Manoj Muntashir Shukla, dan anggota tim lainnya yang terlibat dalam produksi film ini.
Bahkan patung-patung Om Raut dan Manoj Muntashir Shukla, serta poster film ini, dilemparkan ke dalam api dalam protes tersebut.
Polisi Uttar Pradesh turun tangan untuk mengendalikan situasi yang semakin memanas.
T-Series, sebagai produser film ini, telah merilis pernyataan yang mengatakan bahwa mereka akan meninjau ulang dialog-dialog tersebut dan memastikan agar film ini mencerminkan inti cerita yang sebenarnya.
Mereka berjanji bahwa perbaikan tersebut akan tercermin dalam pemutaran di bioskop-bioskop dalam beberapa hari mendatang.
Pernyataan ini mencerminkan komitmen tim produksi untuk menghargai sentimen penonton dan memastikan keharmonisan umum.
Namun, Serikat Bharatiya Kisan menyatakan bahwa perbaikan dialog-dialog tidaklah cukup, dan mereka menuntut agar film ini dilarang secara keseluruhan.
Sejak dirilis pada hari Jumat, reaksi negatif terhadap film ini semakin meluas. Para kritikus film secara bulat mengutuk kualitas efek visual yang buruk, penampilan yang tidak meyakinkan dari Prabhas sebagai Lord Ram, dan visi sutradara Om Raut yang dianggap tidak tulus dan tidak jujur.
Namun, yang membuat situasi semakin buruk adalah penyebaran adegan-adegan yang tidak menyenangkan dari film ini melalui media sosial.
Hal ini memicu kerusuhan dan protes di berbagai kota dan negara bagian, dengan fraksi-faksi sosial dan politik yang menentang pembuat film ini.
Dalam aksi protes di Chhattisgarh, patung-patung Om Raut dan Manoj Muntashir Shukla dilaporkan telah dibakar sebagai bentuk kekecewaan dan kemarahan terhadap film tersebut.
Di Mumbai, pemutaran film ini bahkan dihentikan di salah satu bioskop sebagai respons terhadap protes yang meluas.
Di luar India, kontroversi Adipurush telah mencapai batas internasional. Karena salah penggambaran tokoh Sita Maa sebagai lahir di India dalam film ini, Adipurush bahkan telah dilarang untuk dirilis di Kathmandu, Nepal.
Keputusan ini menunjukkan betapa sensitifnya isu ini dan betapa pentingnya menjaga integritas dan keaslian budaya suatu negara.
Kontroversi Adipurush tidak hanya mempengaruhi industri film, tetapi juga mencerminkan pentingnya menghormati dan menjaga warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Film-film yang didasarkan pada cerita-cerita suci dan mitologi harus diproduksi dengan kebijaksanaan dan kepekaan yang tinggi untuk memastikan bahwa mereka menghormati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat yang terkait.
Kini, tantangan yang dihadapi oleh tim produksi Adipurush adalah meredakan amarah dan kekecewaan masyarakat dengan mengambil tindakan yang tepat.
Perbaikan dialog-dialog yang merendahkan dan representasi karakter yang lebih baik mungkin merupakan langkah awal yang diperlukan.
Namun, untuk mendapatkan kembali kepercayaan dan mengatasi kemarahan masyarakat, kolaborasi dengan kelompok-kelompok masyarakat terkait dan mendengarkan kekhawatiran mereka juga harus dilakukan.