Calon Presiden Sam Aliano Gelar Sayembara Rp5 Milyar, Ini Syaratnya

www.antvklik.com - Ketua Umum DPP Pengusaha Muda Indonesia, Sam Aliano gelar sayembara 5 milyar untuk menangkap dalang teroris yang akhir-akhir ini kembali membuat ulah teror disejumlah tempat. Uang tersebut diberikan bagi siapa yang berhasil menangkap otak pelaku teror bom dan menyerahkan ke pihak kepolisian."Demi rakyat, saya menyiapkan uang untuk menangkap otak teroris itu. Saya menyiapkan Rp5 Milyar kepada rakyat, warga yang bisa menyerahkan otak teroris itu kepada pihak kepolisian," ungkap Sam Aliano kepada wartawan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (17/5/2018)Dengan membawa 2 koper, Sam memperlihatkan uang yang berada di dalam koper kepada awak media yang masing-masing koper berisi Rp2,5 milyar."Uang sudah ada dan saya membawa dua koper, masing-masing Rp2,5 Milyar dan untuk saya perlihatkan. Warga yang bisa tangkap hidup atau mati otak teroris itu membawa ke pihak kepolian dan saya siap membawa uang kepada orang yang bisa tangkap orang teroris itu" kata dia.[caption id="attachment_99924" align="aligncenter" width="300"] Calon Presiden Sam Aliano Gelar Sayembara 5 Milyar [/caption]Pada sayembara itu, Sam memberikan waktu 5x24 jam kepada masyarakat untuk mencari dan memburu otak atau dalang teror untuk diserahkan kepada kepolisian. Selanjutnya, dalang teror tersebut akan digantung di monas sebagai peringatan keras bagi pelaku teror lainnya agar tidak melakukan aksi yang sama.Sam Aliano gelar sayembara 5 milyar saat sesi jumpa pers, ia terlihat mengenakan baju kemeja berwarna putih dibalut jas berwarna hitam. Sam juga mengenakan peci berwarna hitam. Sedangkan bawahannya dia memakai kain sarung.Di sesi tersebut, Sam juga didampingi sejumlah relawan yang memakai kaos berwarna putih bergambar wajah Sam Aliano.Sayembara ini bukanlah kali pertama yang dilakukan calon presiden 2019 tersebut, sebelumnya pada 14 Mei 2018, Sam telah menggelar sayembara penangkapan otak pelaku teror bom dengan imbalan 1 milyar. Akan tetapi sampai waktu yang ditetapkan belum ada yang berhasil mengungkap siapa dalang di balik aksi teror bom di Indonesia. Laporan Mahendra Dewa Nata dan Agam Wifta Renal dari Jakarta