PUNK, Beri Kami Kebebasan!

PUNK THUMBNAIL
PUNK THUMBNAIL (Foto : )
https://youtu.be/pn9L5-PgDS0
PUNK, ketika pertama kali mendengar kata ini, mungkin bagi sebagian orang langsung terpikir sekelompok anak yang berkeliaran di jalanan dengan gaya ala PUNK. Berpakaian hitam, celana ketat dan rambut mohawk ala suku Indian lengkap dengan sepatu boots. Banyak yang mengartikan PUNK itu adalah Pemuda Urakan Namun Kreatif. Sebenarnya, kata PUNK itu muncul pertama kali di Inggris dari sebuah karya Williams Shakespeares yang berjudul , The Marriage of Lady Windsor. Sebagai sub-kultur, PUNK berkembang pesat sekitar tahun 80-an. Tetapi PUNK sebenarnya tidak harus menggelandang dijalan,mabuk-mabukan nggak jelas, berambut mohawk,tatoan, apalagi harus berbuat onar. Pekerja kantoran, mahasiswa, dan pelajar pun bisa dianggap sebagai PUNK. Hakekat dari PUNK sendiri adalah mereka  yang memiliki spirit PUNK yang pantang menyerah serta peka terhadap masalah sosial yang ada disekitarnya. PUNK ideologi bagus yaitu Do It Your Self,  yang artinya lakukan apa yang menurut kamu harus lakukan yang tentu saja tidak menginjak harga diri orang lain dan tidak merugikan orang lain. “PUNK itu bebas,multi united..kita membuat kelompok kita itu sama rata sama tinggi,yang gatau itu kita kasih tau itu..bahwa mereka itu ngerti klo kita ga seperti yang mereka kiralah..dari penampilan kita..bahwa PUNK ga seburuk yang kita kira”
, Ucap Kang Bastard, seorang PUNK yang ditemui di wilayah Bandung, Jawa Barat. Untuk sekarang ini pandangan itu mulai viral…karena banyak yg gatau..ikut-ikutan kita, karena ga tau PUNK itu seperti apa,dengan adanya itu kita tidak merasa terganggu..soalnya dengan apa yang kita lakukan ini,alhamdulillah belum ada orang yang terusik dengan apa yang kita lakukan..dan tidak akan mengganggu kalo kita tidak diganggu, tambah Kang Bastard. PUNK selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan. Musisi PUNK tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati.  Sebaliknya, lagu-lagu PUNK lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Musik PUNK tidak selalu identik dengan alunan distorsi keras, namun bisa juga lembut seperti menggunakan alat musik tradisional. Komunitas Serdadu Bambu misalnya, ini adalah sekelompok anak PUNK di wilayah Bandung yang menggunakan musik tradisional khas dari Jawa Barat, yaitu Calung. “intinya mereka ingin menaikkan seni tradisi jawa barat,yg mana calung ini dah kuno..saya bersama temen2 punk yg notabene dianggap negatip sama masyaraka,saya pengen rubah stigma masyarakat itu,ketika mereka lbh populer dengan gaya eropa,kita alihkan dengan musik tradisional supaya mereka  paham..sadar dengan budayanya”, ujar Kang Epi yang kerap disapa Abah dalam komunitas Serdadu Bambu, di Bandung, Jawa Barat.  Secara ideologis, musik dan lirik yang diangkat oleh Serdadu Bambu berawal dari permasalahan sosial. Kesenian calung tradisional pun memiliki kekuatan lirik yang berisi tentang kritik sosial.