Masalah umroh bukan hanya terjadi di tanah air saja, namun juga di tanah suci. Puluhan jemaah umroh yang hendak pulang kembali ke tanah air, dihadang dan paspornya disita, gegara perusahaan yang memberangkatkan mereka belum membayar sewa bus.“Alhamdulillah pak kami sudah bisa check-in, beli zamzam bagi semua jemaah berkat bantuan Kantor Urusan Haji KJRI,” ucap Pascasa Putra selaku Tour Leader (TL) perusahaan itu kepada Ahmad Dumyathi Bashori dari Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah.Dumyathi mendatangi bandara internasional King Abdul Aziz Hajj Terminal Jeddah didampingi Amin Handoyo disertai Yan Fathurrahman, Eddy Suprapto, Zaki Mubarak dan Eka Saputra sebagai bagian dari tim penanganan kasus jemaah umroh KUH KJRI Jeddah guna memastikan ke 84 orang jemaah yang dikabarkan tertahan lebih dari 3 jam di kantor perusahaan bis Rabithat Makkah di perbatasan Makkah-Jeddah. Dikabarkan jemaah telah berangkat dari hotel Elaf Jiyad pukul 10.Informasi yang diterima Dumyathi dari staf pelaporan dan penanganan umrah Muhammad Syafii melalui saluran telpon bila 45 paspor jemaah umroh ditahan oleh WNI yang semula diduga bekerja di perusahaan bus tersebut. “Paspor jemaah umroh ditahan WNI yang bekerja di Rabithat Makkah (RM) pak!”, ucap Syafii.Dari keterangan Syafii bus yang membawa jemaah umroh ke Bandara Jedah diberhentikan di tengah jalan oleh WNI bernama Mustafa tepatnya di wilayah Bahrah. Ia meminta agar sopir mengumpulkan paspor jemaah dan memutar balik arah laju bus yang semula menuju Jeddah kembali ke arah Makkah yaitu di kantor perusahaan RM.Laporan ini spontan membuat Dumyathi meminta Syafii untuk merekam aksi penahanan paspor di atas sebagai bukti tindakan yang tidak patut terjadi terhadap dokumen negara. “Tolong videokan penahanan paspor itu dan saya akan segera cross check kepada pihak perusahaan,” pinta Dumyathi kepada Syafii yang terus mendampingi jemaah sejak kejadian muncul kemarin di hotel Elaf Jiyad Kamis (29/03).Setelah konfimasi kepada perusahaan bus RM sebagai salah satu armada pengangkut jemaah haji Indonesia, RM tidak mengakui bila WNI di atas ada huhungan dengannya.Diperoleh penjelasan kemudian bila WNI tersebut seorang penanggungjawab handling jemaah BMP untuk wilayah Makkah. “WNI yang menahan paspor jemaah ternyata handling pak!”, jelas Saiful Rahman kepada Dumyathi melalui saluran telpon setelah menerima penjelasan pihak RM.Namun faktanya ke 45 paspor dikembalikan setelah pihak Muassasah Sagadif selaku provider visa bagi jemaah travel BMP memberikan jaminan pelunasan tunggakan BMP kepada RM yang konon sekitar SAR.60.000,-. Sagadif juga yang talangi tunggakan 5 hari hotel bagi ke 84 orang jemaah sekitar SAR.84000Tindakan Sagadif dilakukan setelah pihak Kementerian Haji dan Umrah Saudi melalui Waleed Mukeed intervensi meminta Sagadif untuk menyelesaikan persoalan biaya yang diminta perusahaan RM. Kementerian Haji Saudi secara proaktif turun rembuk menyelesaikan kasus ini setelah menerima pengaduan KUH yang mendapati persoalan ini sulit diselesaikan tanpa andil kementerian.Setelah mendapat informasi Syafii jemaah sudah bergerak ke bandara, tim penanganan kasus umrah KUH KJRI berhasil menemui jemaah yang akan diterbangkan dengan maskapai SV 816 pukul 19.19 dari terminal haji menuju Jakarta berjumlah 39 orang jemaah.Adapun ke 45 orang jemaah lainnya juga diketahui sudah check-in melalui komunikasi whatssap dengan TL bernama Liva. "Alhamdulillah kami sudah selesai chek in pak dan sekarang sudah d ruang tunggu pak...", tulis Liva pukul 19:56.Diperoleh keterangan bila 84 orang jemaah umroh membayar paket umrah 10 dengan biaya variatif ada yang bayar Rp. 22,5 juta, Rp. 20 juta dan ada juga 19,5 juta. "Tergantung jadwal mendaftarnya," jelas TL BMP ini kepada KUH.Penanganan kasus jemaah umroh BMP dilakukan KUH KJRI setelah Dumyathi menerima pesan whatssap dari seseorang mengaku bernama Marwan dari Padang pukul 14:18 (29/03) bahwa 45 orang jemaah asal Padang terkatung-katung di hotel Elaf Jiyad Makkah.
Jemaah Umroh Ini Dihadang dan Paspornya Disita
Sabtu, 31 Maret 2018 - 06:19 WIB