KLB Gizi Buruk, Masyarakat Adat Papua Menolak Relokasi

gizi ok
gizi ok (Foto : )
www.antvklik.com-
Kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk tidak hanya menimpa warga di Kabupaten Asmat, Papua. Sejumlah daerah lain juga ada yang terdampak gizi buruk, salah satunya di Kabupaten Paniai Papua. Atas kejadian luar biasa ini, Gubernur Papua Lukas Enembe dan Bupati Asmat, bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/1) lalu. Dalam pertemuan itu, Lukas Enembe dan Elisa Kambu menegaskan relokasi warga yang wilayah di Asmat dan sejumlah wilayah di Papua, agar terhindar dari penyakit sulit dilakukan. [caption id="attachment_74126" align="aligncenter" width="300"]Gubernur Papua Lukas Enembe dan Bupati Asmat Elisa Kambu, bertemu Jokowi di Istana Bogor
[/caption] “Kalau relokasi ke tempat yang baru tidak mungkin. Yang dimaksudkan Presiden kita akan lakukan perbaikan permukiman masyarakat di sekitar di distrik, di kampung mereka tinggal itu yang akan dibenahi.” Ujar Elisa. Elisa mengatakan persoalan memindahkan orang di wilayahnya tidak mudah. Sebab, ada aturan adat yang mengikat. "Karena memindahkan orang tidak segampang itu, karena terkait budaya adat istiadat, hak ulayat dan bagaimana mereka menanam dan sebagainya," kata Elisa. Karena itu, Elisa mengatakan pihaknya akan memberi perhatian kepada rakyat dan membenahi infrastruktur. "Rakyat kita urus, kita tempatkan dengan akses yang lebih baik, puskesmas sudah ada di semua ibu kota distrik masalah operasional kita pikirkan bersama. Kita harap masyarakat ada di kampung bukan di hutan atau di mana tidak bermaksud memindahkan mereka dari kampung jauh ke tempat yang jauh dari wilayah mereka." Sementara itu, salah seorang Tokoh Adat Papua asal Kabupaten Paniai, Martinus Nawipa mengatakan, “masalah gizi buruk tidak hanya terjadi di kawasan masyarakat adat suku asmat. “ Namun juga terjadi di sejumlah wilayah di Papua, salah satunya di Kabupaten Paniai Papua. Di wilayah ini, sempat tertimpa musibah banjir dan terancam wabah malaria. [caption id="attachment_74129" align="aligncenter" width="300"]Martinus Nawipa, salah satu tokoh adat Kabupaten Paniai Papua[/caption] Menyikapi ada himbauan agar segera direlokasi, Martinus menyatakan masyarakat adat Papua di Kabupaten Paniai, menolak untuk dipindahkan, karena mereka punya habitat dan daerah kekuasaan.” Lebih lanjut Martinus mengusulkan, “supaya pemerintah daerah memberi perhatian khusus pada masyarakat adat.” Martinus juga meminta pemerintah daerah turun langsung untuk mendata secara detail masyarakat yang terkena gizi buruk.” Tidak hanya itu, para dokter juga diturunkan ke wilayah-wilayah yang terkena dampak gizi buruk. Persediaan obat obatan juga diperhatikan, pasalnya dengan kendala transportasi pengadaan obat dan penanganan  pasien juga tidak terlaksana dengan baik. Laporan Cendono Mulian dan Kukun Yudi Parwanto dari Jakarta.